Pernah atau sedang mengalami? Atau tidak pernah, karena sudah yang paling klop dengan pasangan? Karena sudah saling mengenal baik sebelum menikah? Syukurlah kalo gitu….
…soalnya saya pernah. Dan itu sangat tidak mengenakkan huhu..

Warning : it’s gonna be a long post

Pertama tentang Ngaji.

Sebelum menikah, saya sudah menyampaikan ke (calon) suami waktu itu dengan sangat jelas bahwa saya punya kelompok kecil pengajian tiap minggu. Dan sejak itu meminta, saat kelak sudah menikah, untuk tetap diijinkan mengikutinya. Dia bilang oke. Tak ada masalah. Oke lanjut…

Setelah menikah, saya kan masih di Surabaya ya. Dia di Jakarta. Waktu itu jadwal ngaji saya setiap Jumat sore. Setiap menjelang Jumat sore saya kembali chat dia kalo sore ini akan ngaji. Dia oke, dan berpesan untuk hati-hati, abis maghrib langsung pulang. Oke siap bos. Lancar. Tak ada masalah. Continue reading “Tentang Beda Prinsip dengan Suami”

Dear Mama Mertua

Apa kabar emmak di sana? Semoga tenang dan selalu bahagia ya di sisi-Nya. Semoga doa-doa kami selalu sampai ke sana.

Tak banyak yg ingin kusampaikan, emmak. Hanya ucapan terima kasih.

Continue reading “07 Oktober – Dear Mama Mertua”

2 tahun sama-sama. 2 tahun jadi partner. 2 tahun berbagi semuaaaa cerita. Suka duka. Tawa dan sedih. Duh ndak berasa ya beneran. Tau-tau sudah 2 tahun saja ternyata :’)

Banyak2 bersyukur. Dikasi pasangan sebegini rupa. Sabar, dewasa, pengertian, suka ngupil sembarangan dan Alhamdulillah makin ke sini makin bisa diandalkan buat membawa keluarganya ke Surga nanti. Insya Allah.

Well anyhow, 2 tahun hidup bersama seorang laki-laki itu ternyata kek gini rasanya. Gini lho. Iya saya cinta sama suami saya. Tapi bohong kalo selama 2 tahun ini sy bilang ndak pernah kzl sama dia. Pasti pernah. Tapi yg selalu bikin takjub itu gimana akhirnya kita bisa saling memaafkan dan melupakan apa-apa yg kemaren sempat bikin sebel. Mengingat saya adalah tipikal orang yg mudah dendam dan tidak mudah melupakan sakit hati. Continue reading “2 years, and still counting..”