Masih tentang Kantor Baru

Seperti biasa, Jumat pagi biasanya di ruangan lebih sepi. Orang-orang pada belum balik dari Senam Jumat. Saya? Tidak olah raga, tapi olah rahang…. alias ngunyah LOL.

Trus kemudian ada yg perlu sy email. Waktu klik ”New Message” di email korporat, ada default signature sy di situ, tertulis Nama… bla bla bla… PLN Wilayah Sulselrabar. Trus jadi ingat beberapa tahun lalu saat saya masih di Surabaya, di kantor lama. Saat membuat signature saat itu, saya sempat membatin duh kapan ya bisa nulis kantornya Wilayah Sulselrabar, bukan Disjatim lagi…………

Continue reading “Masih tentang Kantor Baru”

Pindah Kantor Lagi

Kantor baru lagiii… Jadi anak baru lagiii…

.
.
.

Jadi gini.

Saat akhir tahun kemarin, berhembus kabar (saelah, berhembus) bahwa akan ada perubahan organisasi untuk kantor saya. Jadi awalnya kantor kami mengurusi proyek pembangkit di seluruh Sulawesi. Ada kantor di depan lagi itu mengurusi proyek jaringan di seluruh Sulawesi. Nah itu akan diubah, menjadi proyek pembangkit dan jaringan di Sulawesi bagian Utara, satunya lagi di Sulawesi bagian Selatan. Gitu.

Continue reading “Pindah Kantor Lagi”

Jawa vs Luar Jawa

Ini tidak bermaksud rasis. Ini tentang kondisi di kantor sy.

Seperti kita tau, jumlah populasi di pulau Jawa jauuhhh lebih besar dibanding luar Jawa. Bukan cuman populasi, tapi juga pusat pemerintahan, pertumbuhan bisnis industri, hampir semua berpusat di pulau Jawa. Konsekuensi logisnya, kebutuhan akan ketersediaan dan keandalan suplai tenaga listrik juga menjadi prioritas di sini. Beuh, serius amat. *lap keringat*

*lanjut* Hal itu membawa kebijakan para direksi PLN untuk memprioritaskan pengadaan sumber tenaga listrik di Jawa. Menurut para direksi, penghasilan PLN dari wilayah operasi Jawa-Bali mencapai 70% dari total pendapatan PLN di seluruh Indonesia. Artinya secara umum, listrik di Jawa sudah aman. Suplai berlimpah. Pemadaman jauh lebih baik dari luar Jawa.

Continue reading “Jawa vs Luar Jawa”

dari Sinar Matahari menjadi Listrik…

Beberapa waktu yang lalu sy ke Jakarta buat kopdar Ada diklat yang harus sy ikuti di Udiklat Kantor yg di Slipi. Ini sedikit cerita2 saja tentang pelajaran yang sy dapat di diklat itu.

Seperti yang pernah kita pelajari jaman sekolah dulu, negeri kita ini terkenal dengan sebutan negeri kepulauan. Selain 5 pulau besar, ada ribuan pulau yang tersebar di wilayah NKRI. Baik itu yang berpenduduk atau yg tidak berpenghuni. Untuk pulau yang berpenghuni itu, penduduk di sana belum semua bisa menikmati listrik di daerah mereka. Kondisi pulau-pulau kecil itu tentu saja menyulitkan jika harus ditarik jaringan baru dari jaringan listrik yang sudah ada. Jaringan yg terlalu panjang juga kan akan menurunkan keandalan. Di samping itu juga membutuhkan biaya pemeliharaan yang besar. Intinya tidak efisien.

Maka, pada sebagian dari pulau-pulau ini kemudian digunakan pembangkit skala kecil. Pembangkit yang hanya cukup untuk melistriki daerah pulau itu saja. Ini disebutnya sistem isolated.

Continue reading “dari Sinar Matahari menjadi Listrik…”

Bapak Tua dan Sepeda Kumbang

Senja.

Sebuah pemandangan saat perjalanan pulang dari kantor

Seorang lelaki paruh baya mengayuh sepeda kumbangnya. Melekat di tubuhnya baju seragam Korpri lama yang warnanya sudah pudar dan topi berlambang simbol pendidikan di negeri ini. Dia tampak semangat mengayuh sepedanya, walau kecepatannya tidak mungkin menyamai kendaraan dengan mesin canggih di sekitarnya.

Di belakangnya tampak istrinya, duduk membonceng sambil berpegang erat pada pinggang suaminya. Sepertinya mereka juga akan pulang ke rumah, mungkin selepas menjemput rezeki yang dijatah Tuhan untuk hari ini.

Pemandangan itu.. Sederhana, bersahaja, tapi indah. Continue reading “Bapak Tua dan Sepeda Kumbang”

Para Pemeran (2)

*melanjutkan cerita sebelumnya*

Jadi begini. Para pemeran ini ternyata punya jam lembur, beda dengan para pegawai. Jadi untuk para pegawai mau pulang jam brapa juga tidak akan diberikan uang lembur. Sedangkan mereka, jika telah melewati jam 4 dan masih ada pekerjaan yg harus dilakukan, mereka bisa mengklaim waktu lembur. Pada saat pembayaran gaji, itu akan diakumulasi selama sebulan. Kata ibu2 di kantor sy ”jumlahnya juga ga banyak kok dek, sekitar 250-300 ribu per bulannya. Tapi lumayan untuk nambah2in penghasilan mereka”

Nah, baru2 ini di lingkungan kantor sy ada pejabat baru. Dan tiba2 saja beliau membuat kebijakan untuk menghapus klaim jam lembur untuk mereka. Continue reading “Para Pemeran (2)”