Tentang Nenek

Bertahun-tahun yang lalu saya pernah menulis kisah tentang nenek saya. Ibu dari Bapak saya. Satu-satunya orang tua dari Bapak Ibu saya yang bisa saya kenang. Yang lain sudah menemui Penciptanya sebelum saya mampu mengingat apapun tentang mereka.

Tak disangka, setelah menikah saya merasakan lagi punya Nenek :’)

Alhamdulillah Ibu dari Bapak mertua masih diberi umur dan masih sehat walafiat. Ada keluhan di beberapa bagian tubuhnya tapi overall masih baik. Di usianya yang kurang lebih 82 tahun, beliau tidak pikun, tidak tuli, masih mengenali kami, masih bisa diajak ngobrol, becanda, semua-semuanya.

Sama sekali tidak pernah menyangka di umur segini saya masih punya Nenek. Bahkan Bapak saya saja sudah meninggal.

Beliau tinggal di salah satu kampung kecil di Sinjai, Aruhu namanya. Continue reading “Tentang Nenek”

Tentang Be Clean #1

Dari sejak kapan selalu kepikiran mau nulis panjang tentang awal mula sampai kami punya usaha Be Clean ini. Tulisan ini sebenarnya sudah mengendap lama. Tapi setiap buka filenya selalu ada yang direvisi, trus disave lagi. Ndak pernah jadi diposting LOL. Sekarang mari kita mulai!

***

Waktu itu, pertengahan Februari 2014. Suami saya baru saja balik dari dinas lapangannya di Nabire, Papua sana. Dia menghabiskan jatah liburnya di Surabaya, tempat kos2an saya.

Di suatu siang, dia menerima telepon dari atasannya di kantor. Pemberitahuan yang kelak mengubah hidup kami seterusnya. Lebay hahahaha. Iya, itu pemberitahuan bahwa kantornya akan berhenti beroperasi terhitung mulai bulan depan. Kemungkinan akan tetap ada,  hanya tidak lagi di Indonesia. Artinya lagi, akan ada pemberhentian pekerjaan untuk semua pegawainya, termasuk suami saya. Continue reading “Tentang Be Clean #1”

Merasa Berkorban (?)

Berkorban. Kamu kamu kamu pernah merasa berkorban tak?

Kenapa tiba-tiba nulis tentang ini? Eum.. sudah sejak beberapa waktu yang lalu sih. Beberapa kali berseliweran di lini masa tulisan-tulisan tentang ”pengorbanan” seorang perempuan. Apalagi hari-hari terakhir ini di mana santer beredar video anak dari seorang laki-laki yang melabrak selingkuhan ayahnya.

Ramelah status-status yang menyudutkan para selingkuhan, perebut suami orang, perebut kebahagiaan keluarga, you named it. Ditambah dengan wejangan ke para suami jaman now untuk selalu mengingat pengorbanan sang istri, utamanya di usia awal pernikahan dulu.

Istri yang berkorban meninggalkan orang tua untuk ikut bersama suami. Istri yang mengorbankan badannya saat mengandung anak dari suaminya. Istri yang mengorbankan karirnya, berhenti dari kantor tempat ia bekerja demi fokus membesarkan buah hati. Ingat-ingatlah itu wahai para suami, sebelum kalian berpikir untuk selingkuh.

Continue reading “Merasa Berkorban (?)”

Jalan-jalan dan Pepotoan di Palu

Akhirnya menginjakkan kaki di Palu! Ahhey..

Ada yang ngerti istilah Lago dalam bahasa bugis? Jadi suami saya kan punya adek yah. Perempuan. Namanya Nia. Nia ini punya suami, nah suaminya si Nia inilah yang disebut Lago-nya saya. Jadi para pasangan dari orang yang bersaudara. Gitu.

Apa hubungannya sama Palu? Suaminya Nia ini kerjanya di Palu. Nia selama ini masih bolak balik Sinjai – Palu, karena masih berstatus guru kontrak di salah satu sekolah menengah pertama di Sinjai. Pertengahan tahun kemaren, Nia akhirnya memutuskan untuk ikut suami pindah ke Palu, dan melepaskan pekerjaannya sebagai guru kontrak.

Continue reading “Jalan-jalan dan Pepotoan di Palu”

Film : Sabtu Bersama Bapak :’)

Siapa yang sudah nonton? Siapa yang mbrebes mili pas nonton? Atau malah berlinang-linang itu air mata? Siapa yang beruntung kebetulan lagi flu saat itu jadi bisa ngeles bilangnya lagi flu padahal sebenarnya sesak napas nahan airmata? Iya itu cerita saya waktu nonton sebenarnya wehehehehe..

Jadi mungkin sudah pada tahu ya, film ini diangkat dari novel dengan judul yang sama. Bukunya pernah saya review dikit juga waktu abis baca

Continue reading “Film : Sabtu Bersama Bapak :’)”

Balada Tangan yang Pecah-Pecah

Jadi gini. Sebagai seorang pekerja 8-5 dari Senin – Jumat, saya menganggap diri saya ini cukup sibuk. Cukup sibuk untuk, ehm.. mencuci baju. Cukup sibuk dan sedikit malas tepatnya.

Tapi jangan sedih kakak, semuanya terpecahkan dengan bertebarannya laundry yang murah meriah syalalala di Surabaya. Bisa antar jemput pula. Wuah, surga deh pokoknya. Akhirnya, ya saya cuman mencuci sendiri underwear dan pakaian putih sahaja. Selebihnya, plung.. taro di plastik, nunggu mas-mas laundry ngambil ke kosan. Nunggu 2-3 hari nanti diantar syudah rapi dan harum mewangi. Cukup 18-20rb saja per 5 kilo. Murah kan? Banyak pula laundry-nya. Jadi kalo kurang puas sama pelayanan laundry sini, tinggal pindah aja ke laundry yg sono.

Continue reading “Balada Tangan yang Pecah-Pecah”