Tentang Be Clean #3

Sekarang, kurang lebih 3 tahun usaha ini berjalan. Alhamdulillah growing up. Sedikit demi sedikit kami menambah modal. Memutar profit. Menambah kapasitas produksi. Menambah pegawai. Tak lupa sebelumnya melunasi utang LOL.

Alhamdulillah ’alaa kulli hal.

Harus saya akui, bisnis ini adalah semua tentang suami saya. Produksi, penyaluran, distribusi ke pelanggan (kenapa jadi mirip2 proses bisnis di kantor saya sih haha) semuanya dilakukan sendiri oleh suami. Design logo, design stiker, memikirkan inovasi kemasan, semuanyaaa.. Continue reading “Tentang Be Clean #3”

Tentang Be Clean #2

Ok sampe mana sebelumnya?

Oiya ibunya sakit.

Seperti yang saya ceritakan dulu, Juli 2014 ibu mertua meninggal. Setelah kurang lebih sebulan di RS Ibnu Sina. Suami saya sedihnya luar biasa. Dalam kondisi seperti itu, suami sebenarnya sangat butuh support dan doa ibu. Tidak mudah menjalani kondisi tidak punya pekerjaan, masih merintis usaha, keuangan menipis, dan ditinggalkan Ibu untuk selamanya.

Ditambah saya masih di Surabaya saat itu. Sangat jarang bertemu suami. It was a hard time though. Continue reading “Tentang Be Clean #2”

Tentang Nenek

Bertahun-tahun yang lalu saya pernah menulis kisah tentang nenek saya. Ibu dari Bapak saya. Satu-satunya orang tua dari Bapak Ibu saya yang bisa saya kenang. Yang lain sudah menemui Penciptanya sebelum saya mampu mengingat apapun tentang mereka.

Tak disangka, setelah menikah saya merasakan lagi punya Nenek :’)

Alhamdulillah Ibu dari Bapak mertua masih diberi umur dan masih sehat walafiat. Ada keluhan di beberapa bagian tubuhnya tapi overall masih baik. Di usianya yang kurang lebih 82 tahun, beliau tidak pikun, tidak tuli, masih mengenali kami, masih bisa diajak ngobrol, becanda, semua-semuanya.

Sama sekali tidak pernah menyangka di umur segini saya masih punya Nenek. Bahkan Bapak saya saja sudah meninggal.

Beliau tinggal di salah satu kampung kecil di Sinjai, Aruhu namanya. Continue reading “Tentang Nenek”

Tentang Be Clean #1

Dari sejak kapan selalu kepikiran mau nulis panjang tentang awal mula sampai kami punya usaha Be Clean ini. Tulisan ini sebenarnya sudah mengendap lama. Tapi setiap buka filenya selalu ada yang direvisi, trus disave lagi. Ndak pernah jadi diposting LOL. Sekarang mari kita mulai!

***

Waktu itu, pertengahan Februari 2014. Suami saya baru saja balik dari dinas lapangannya di Nabire, Papua sana. Dia menghabiskan jatah liburnya di Surabaya, tempat kos2an saya.

Di suatu siang, dia menerima telepon dari atasannya di kantor. Pemberitahuan yang kelak mengubah hidup kami seterusnya. Lebay hahahaha. Iya, itu pemberitahuan bahwa kantornya akan berhenti beroperasi terhitung mulai bulan depan. Kemungkinan akan tetap ada,  hanya tidak lagi di Indonesia. Artinya lagi, akan ada pemberhentian pekerjaan untuk semua pegawainya, termasuk suami saya. Continue reading “Tentang Be Clean #1”

2017

Hai, selamat datang di 2018. Ini mau ganti theme-nya blog kok ndak sempat terus sih huh. Yasudahlah pake yang ada dulu saja.

*masi pembuka uda curhat aja kaw*

So, gimana liburan panjangnya? Semoga menyenangkaann..

Saya mau tulis-tulis apa saja yang terjadi di 2017. Memangnya ada apa saja? Banyaakk.. tapi ya sy ndak mungkin ingat semuanya. Yang ditulis yang berkesan saja, saelah.. Continue reading “2017”

Merasa Berkorban (?)

Berkorban. Kamu kamu kamu pernah merasa berkorban tak?

Kenapa tiba-tiba nulis tentang ini? Eum.. sudah sejak beberapa waktu yang lalu sih. Beberapa kali berseliweran di lini masa tulisan-tulisan tentang ”pengorbanan” seorang perempuan. Apalagi hari-hari terakhir ini di mana santer beredar video anak dari seorang laki-laki yang melabrak selingkuhan ayahnya.

Ramelah status-status yang menyudutkan para selingkuhan, perebut suami orang, perebut kebahagiaan keluarga, you named it. Ditambah dengan wejangan ke para suami jaman now untuk selalu mengingat pengorbanan sang istri, utamanya di usia awal pernikahan dulu.

Istri yang berkorban meninggalkan orang tua untuk ikut bersama suami. Istri yang mengorbankan badannya saat mengandung anak dari suaminya. Istri yang mengorbankan karirnya, berhenti dari kantor tempat ia bekerja demi fokus membesarkan buah hati. Ingat-ingatlah itu wahai para suami, sebelum kalian berpikir untuk selingkuh.

Continue reading “Merasa Berkorban (?)”