Family

Tentang Nenek

Bertahun-tahun yang lalu saya pernah menulis kisah tentang nenek saya. Ibu dari Bapak saya. Satu-satunya orang tua dari Bapak Ibu saya yang bisa saya kenang. Yang lain sudah menemui Penciptanya sebelum saya mampu mengingat apapun tentang mereka.

Tak disangka, setelah menikah saya merasakan lagi punya Nenek :’)

Alhamdulillah Ibu dari Bapak mertua masih diberi umur dan masih sehat walafiat. Ada keluhan di beberapa bagian tubuhnya tapi overall masih baik. Di usianya yang kurang lebih 82 tahun, beliau tidak pikun, tidak tuli, masih mengenali kami, masih bisa diajak ngobrol, becanda, semua-semuanya.

Sama sekali tidak pernah menyangka di umur segini saya masih punya Nenek. Bahkan Bapak saya saja sudah meninggal.

Beliau tinggal di salah satu kampung kecil di Sinjai, Aruhu namanya. Sekitar 5 km dari rumah di Balangnipa. Mengunjungi beliau selalu menjadi agenda rutin kami setiap kali ke Sinjai. Kami bahkan sering meniatkan ke Sinjai hanya untuk menjenguk Nenek di sana.

Nenek punya 4 orang anak laki-laki. Semua sudah merantau dan punya rumah masing-masing. Jadinya dia tinggal sendiri di rumah 🙁 kalau malam ada keluarga di sana yang menemani nginap. Tapi sepagian sampai sore dia sendiri. Berulang kali kami memanggilnya untuk tinggal bersama kami tapi dia tak pernah mau meninggalkan rumahnya. Jangankan ke Makassar, sekedar ke rumah anaknya di Sinjai pun dia tidak mau huhuhu.. Orang tua memang kaya gitu ya, tidak mau meninggalkan rumahnya T__T

Yang paling menyenangkan itu mendengarkan Nenek menceritakan masa mudanya haha. Jadi dia menikah di usia yang sangaaat muda. Kalo tidak dibilang masih kecil. Dan ketika baru menikah itu dia belum mau serumah dan sekamar dengan suaminya LOLOL. Jadi berbulan-bulan itu suaminya yang kaya pacar dowang, datang di siang hari dan pulang ke rumahnya kalo sudah malam hahaha.. Alhamdulillah akhirnya mau juga. Bisa dibayangkan kalo tidak, sejarah akan berubah. Bapak mertua tidak lahir, berarti suami juga tidak. Saya nikah sama siapa dong :)))))

Seperti kebanyakan orang tua jaman dulu, Nenek orangnya sangat lugu. Ditanyain apapun, pasti dijawab lurus. Kami sudah iseng bertanya kemana-mana, dijawabnya serius. Waktu kami nanya berapa lama sampai akhirnya dia mau sama Kakek, dia cuman bilang ”Ndak ingat, pokoknya lama. Tapi ya mau akhirnya.. buktinya Bapakmu lahir”

LOL

***

Minggu lalu kami kembali ke Sinjai, dengan agenda utama mengunjungi Nenek. Dia sering mengeluh perutnya sakit. Kata adek ipar, katanya ada tumor jinak di perutnya 🙁 Menjadi semakin rumit karena Nenek tak pernah mau dibawa ke dokter duh. Katanya nanti bakal sembuh sendiri. Mana bisaaa..

Selalu menyenangkan berkunjung ke rumah nenek. Kadang kalo dia sedang ngobrol, cerita, saya hanya perhatikan saja. Sering membatin, Alhamdulillah masih diberi kesempatan waktu bersama Nenek. Walau tidak tiap saat kami bisa mengunjunginya.

2 tahun lalu, beberapa saat setelah Bapak mertua (anaknya Nenek yg nomor 2) meninggal, Nenek juga curhat.. katanya sering lupa kalo Bapak sudah tidak ada. Kalo sesaat dia tersadar, Nenek langsung linglung katanya, tak tau harus berbuat apa. Cryyy… Nenek curhatnya polos sekali ku sedih kalo ingat saat itu. Bagaimanalah rasanya ditinggal anak kandung huhu..

***

Semoga Nenek bisa tetap sehat walafiat. Semoga kami masih diberi waktu untuk selalu mengunjungi beliau. Menyempurnakan bakti yang tak seberapa.

Jumat mellow.. have a nice weekend anyway.

***

Mau upload foto nenek tapi gabisa ih kenapa yak T_T

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *