curcol, daily, diary

Pada Satu Kepingan Waktu

Sore, pada salah satu kepingan waktu..

*ctrl + S*
*alt + F4*

Baru saja menuntaskan satu tugas ketika beranjak dari kursi. Berjalan santai dan rileks –tepatnya merilekskan diri- ke koridor depan ruangan. Sepintas menatap ke atas,,, hey!! Langit begitu indah hari ini! Ah, mungkin setiap senja ia selalu menghadirkan keindahan itu, hanya tak sempat dan tak begitu berminat menikmatinya.

Sejenak terdiam, masih menatap ke langit senja. Tidak merasakan apa2, dan tidak ingin berpikir tentang apa pun. Hanya menikmati keindahan yang tersaji di depan mata. Langit sore dan riak awan, yang tampak seperti hamparan permadani. Indah..

Mengalihkan pandangan ke halaman kantor. Tampak beberapa orang yang lalu lalang, bersiap pulang. Tempat parkir sudah agak lowong. Pertanda kantor sudah mulai sepi. Hanya ada satu dua orang OB yang lewat. Mungkin sehabis membersihkan ruangan.

Hari ini, lagi2 belum boleh pulang, sore ini. Ada materi kelas khusus untuk angkatan baru di kantor. Dan kelas itu baru dimulai malam nanti.

Pulang…??

*termangu*

Berapa lama tidak pulang? Lupa. Lupa akan kerinduannya sendiri. Oh, bukan lupa sebenarnya. Hanya tidak ingin mengingatnya. Rasa rindu hanya akan mengganggunya. Lebih baik paket bernama rindu itu disimpan rapi, dibuka ketika waktu sudah mengijinkannya untuk membuka paket itu.

Teringat percakapan online dengan beberapa teman di salah satu aplikasi obrolan, beberapa saat sebelumnya. Ada yang sedang menyusun liputan, ada yang ingin membuat novel, ada yang ingin memesan batik, ada juga yang hanya ngobrol membicarakan sosmed sebelah.

Ada pesan jenaka dari kakak, yang memamerkan bahwa sang ibunda tengah bersamanya saat ini. Satu hal yang juga sangat didamba.

………..

Kantor, pekerjaan, keluarga, teman, sahabat, mereka, si ini, si itu, si anu… what else? Where will it all lead to?

Dan tiba-tiba saja terasa sesak. Pandangan mengabur. Air mata sialan. Semakin dihapus semakin ia menyeruak.

Tapi kenapa?

Menangis untuk sesuatu yang tidak diketahui.

Rasa bersalah? Karena iri? Karena kurang peka dengan keadaan sekitar? Karena masih terdengar keluhan darinya? Karena sering tak sadar menyalahkan keadaan? Karena sering membiarkan prasangka merajai pikiran? Karena…

…..

Biarkan saja ia mengalir. Jika dengan itu kau kembali mampu mencerna hidup dengan lebih baik

Ehm.. *semoga ini yang terakhir kali ini* Perlahan mengusap mata, dan membersihkan buliran terakhir. Menarik nafas panjang…

”Tuhan, aku juga hamba-Mu kan? Tolong untuk tetap menyayangiku, kembalikan segera jika Kau mendapatiku menapaki jalan lain selain yang Kau ridho padanya.”
Amiin..

Lega.

Pada salah satu kepingan waktu, aku ingin mengatakan, aku bersyukur dengan hidupku 🙂

22 Comments

  1. Aaahhh how nice. Kontemplasi diri yang tertuangkan dengan baik. Sepertinya tidak perlu ada komentar untuk sebuah kontemplasi diri yang membawa seseorang pada suatu titik kedewasaan 🙂

  2. *sodorin coklat hangat*

  3. like this…

  4. entah kenapa baca alunan kata-kata tiap kalimatnya hati jadi tenang terbayang suasana yang tergambarkan..

  5. sekeping waktu terdapat puji syukur kepada sang pencipta dan pemilik alam semesta, sungguh berkah terindah untuk hati dan hidup kita. kan selalu merasa tentram dan selalu ada dalam lindungan-Nya. memang kita harus selalu bersyukur, bukan hanya disaat senang namun disaat susah pun juga. di setiap kepingan waktu :))

  6. Subhanallah… ^_^ indahnya kehidupan..

  7. kenapa sekeping hati mesti merasa sepi disekeping waktu saat senja merubah hari? tak perlu dicari-cari akar masalah
    betul, syukuri saja yg ada
    dan terus berjuang meraih mimpi
    yakinlah…DIA tak akan pernah meninggalkan kita!

    *sorry…sok taunya kumat nih..hehe*

  8. acepbaduy says:

    Ini baru Illa 😀

  9. pada saat tertentu ada kalanya perenungan membawa kita pada rasa syukursetelah banyak menimbang hati. mamah juga tetap semangat dan bersyukur dengan hidup yang sekarang dijalani setelah mengalami banyak kontemplasi

  10. “…kembalikan segera jika Kau mendapatiku menapaki jalan lain selain yang Kau ridho padanya…” <– like this

    *oot, kaget tau2 ada 3 postingan baru (eyeroll)

  11. ka ILLA… >.< koq blognya jd lama ya dibukanya.. hehehe

    lagi kangen pulang ya?

  12. Kata D’massiv “Syukuri apa yang ada”, hehehe…

  13. Yap, bersyukur atas kehidupan yg diberikan Allah SWT 🙂

  14. ahh, speechless.

    semoga kita menjadi orang yang pandai bersyukur 🙂

  15. enaknya sambil nyeruput secangkir kopi susu dan roti cokelat tuh mbak….
    he..he

  16. so healing……
    like this :thumbs:

  17. amiiinn..
    semoga kehidupanya kedepan baik2 selalu ya mba
    kita memang selalu harus bersyukur sama Tuhan 🙂

  18. aku juga bersyukur kenal km mbak… *eaaa

  19. Dari kepingan waktu dengan segala sifatnya, akan semakin terasa beragam makna dari hidup ini. Dan dari beragam situasi itulah rasa syukur nikmat kita teruji. Semoga lintasan hidup kita semakin lebih baik dari yang sudah terlewati, amin.
    Salam hangat selalu!

  20. illa… posting lagi dong..
    eh saya ketinggalan cerita ga sih? *menanti postingan pergantian status*

  21. Salam persohiblogan
    Daku kembali menyapamu kawan
    Kembali ke dunia yang penuh persahabatan ini
    Rindu rasanya
    Ada puisi anget untukmu 🙂

    waktu menyisakan kenangan
    apa indah amalan kita 🙂

  22. ida says:

    wah..nangis toh?? ga lagi2 deh sms kalo mama dtng ke makasar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *