Dear Dodi
Hey
… … …
*sigh*
How’s life there, buddy? Sudah lebih tenangkah di sana? Lepas 5 hari sejak kau meninggalkan kami, Dod. Masih terasa sekali kehilangannya. Kita memang tidak tiap hari bertatap wajah, tapi menyadari bahwa takkan pernah ada lagi perjumpaan kita di dunia, cukup bikin hati jeri.
Masih ingat perkenalan pertama kita di Plurk, awal 2009. Euh, sudah lewat 6 tahun ternyata.
Kau yang ramah menyapa setiap kenalan barumu saat itu. Lalu obrolan dan thread penting-tak-penting yang mewarnai hari-hari ketika itu. Lalu berlanjut di Blog. Sy ingat betul kau yang menyemangati kami –teman2 barumu untuk mulai menulis dan membuat blog. Hingga dengan malu-malu saat itu sy memposting domain ini. Supportmu dan teman-teman saat itu sungguh membuat saya sangat pede dengan blog ini, walo dengan tulisan masih khas anak baru yang baru belajar nulis -__-
Kemudian kopdar pertama kita. Tahun 2010. Pertama kali mengenal teman2 blogger yang selama ini hanya saling bertemu di kolom komentar.
***
Waktu berlalu.
Ketika kita sudah semakin sibuk dengan kehidupan masing-masing. Tak selalu bisa saling bertukar sapa seperti dulu. Hanya sesekali perjumpaan yang tak kita rencanakan, namun selalu berkesan. Dan hampir selalu diakhiri dengan karaoke.. 😀 yeah, melepas penat dengan berteriak sesuka hati. Tak peduli ia fals, tak sesuai nada, or whatever.
Kadang kulihat di laman sosmed-mu (yang baru kusadari hampir di semua lini sosmed kita berteman LOL) kau sering berpetualang ke beberapa tempat. Kalau tak salah itu adalah salah satu resolusimu, menjelajahi dunia, menemui tempat-tempat baru. Gunung, Pantai, semua kau singgahi. Lucky you, Man.
Pertengahan 2013, kau mengajak trip ke Krakatau. Tempat yang sangat asing bagiku. Namun kau berhasil meyakinkan saya saat itu untuk mengemasi pakaian dan berangkat ke sana. Dan saya akan selalu berterima kasih padamu untuk ini. Jika bukan karena ajakanmu saya tak akan pernah menginjakkan kaki di sana.
Tak pernah sama sekali terpikirkan bahwa perjalanan kita ke Krakatau adalah kali terakhir saya melihatmu. Sesekali saya masih melihatmu memposting perjalananmu ke tempat baru. Memposting kata2 indahmu. Memposting kegalauanmu yang selalu dihiasi dengan pertanyaan ”kapan?” 🙂
Saya pikir semuanya baik-baik saja.
Pun ketika kau memperlihatkan hasil cek laboratorium untuk diagnosis penyakitmu. Kupikir itu hanya sakit biasa. Kau pun terlihat sangat santai dan tak terlihat (terbaca?) terbebani dengan sakitmu.
Sampai ketika hari Kamis malam (30 Juli 2015) ada notifikasi di laman FB, yang mengatakan kau sedang sakit keras dan dirawat di RS. Satu gambar, yang membuat saya lemas seketika. Kau yang terbaring lemah dan dikelilingi selang entah apa itu. Ya Allah, sakit apa kau sebenarnya??
Malam itu saya sulit memejamkan mata. Terbangun keesokan harinya pun dengan perasaan yang sungguh tak nyaman. Bagaimana mungkin kau yang selama ini sehat bugar, paling tangguh berjalan ke sana ke mari, tiba-tiba terbaring tak berdaya seperti itu? Betapa penyakit yang kau sembunyikan itu mampu merampas segala kekuatanmu.
Jumat, seharian kau menjadi topik perbincangan di sosmed. Banyak doa berhamburan untuk kesembuhanmu. Bukti kau disayangi banyak orang.
Sore harinya, Cici mengabari kau sudah siuman. Setelah tak sadar untuk beberapa waktu, kau membuka mata. Mulai mampu menggerak-gerakkan tangan. Secercah harapan muncul. Semoga ini menjadi jalan kau untuk sehat kembali. Sungguh saya berharap kau bisa seperti dulu lagi. Meraih mimpimu. Melanjutkan perjalananmu mendatangi tempat baru.
Selepas maghrib, sebuah doa kembali terpanjatkan untukmu, Dod. Dan tiba-tiba saja mata saya basah. Entahlah. Terbayang kembali kau yang terbaring lemah di sana. Allah, hamba mohon sembuhkanlah sahabat hamba. Angkatlah penyakitnya. Kembalikan ia seperti dulu. Dan begitu saja, air mata saya kembali menderas T__T
Mungkin ini pertanda. Karena tak lama kemudian hape sy berbunyi tanda sms masuk. Kalimat singkat ”La, Dodi meninggal” dari Cici membuat sy menjerit tertahan. Innaalillahi Wa Innaa Ilaihi Raaji’uun. Ya Allah, kau betul-betul sudah pergi. Beberapa saat saya hanya mampu menangis. Dada saya sesak, saya tak mampu bicara apapun. Hanya terus menangis sesenggukan di samping suami.
Bukankah sebelumnya kau sudah sadar? Bukankah itu berarti keadaanmu sudah lebih baik? Atau mungkin saat itu kau terbangun untuk berpamitan? T__T
Jumat, 31 Juli 2015, kau kembali ke sisi Penciptamu. Meninggalkan keluargamu, kami sahabatmu, yang semuanya sangat menyayangimu.
***
Dear Dodi, mungkin pertemanan kita sangatlah singkat. Pertemuan denganmu pun tak setiap saat. Tapi kau, sifatmu, sapaan ramahmu, ceritamu, inspirasimu, dan semua hal baik yang melekat padamu sungguh membuatmu menempati tempat yg indah di hati kami, sahabatmu. Kau tahu kau orang baik, hingga disayangi banyak orang. Betapa kami semua berduka saat kau pergi.
Maka istirahatlah dengan tenang, wahai lelaki berhati mulia. Doa-doa terbaik kami akan selalu terlantun untukmu. Semoga dilapangkan tempatmu, dihadiahkan tempat terbaik di sisi-Nya.
See you again, Dodi.. Terima kasih untuk semuanya 🙂
***
Beberapa foto yang sempat terabadikan dengan Almarhum
1. Kopdar pertama, di Acara Amprokan Blogger. Maret 2010
2. Acara SOLO (Sharing Online Lan Offline) di kota Solo. Juni 2010. Waktu itu kita rame2 kabur ke Jogja malamnya
3. Nikahan Ceu Ratu. Lanjut karaoke. Maret 2011
4. Kopdar tanpa agenda, lagi2 lanjut karaoke :D. April 2012
5. Ketemuan di Losari sama teman2 dari Makassar waktu Dodi abis ngetrip ke Toraja. Januari 2013
6. Trip ke Krakatau. Juni 2013
***
Mengenang Dodi Mulyana
18 Juni 1981 – 31 Juli 2015
T_T
Selama merasakan hidup, baru kali ini…mengerti tentang makna kehilangan yang sesungguhnya. Dalam rutinitas harian yang tak kenal jeda waktu, memberikan segala yang terbaik demi Syifana Queen & Princess Falisha, masa batita yang hanya sekali seumur hidupnya, membuatku tak lagi punya waktu bahkan untuk bertanya kabar diri sendiri.
Saat mendengar Dodi sakit, aku hanya yakin…bahwa Dodi tangguh untuk melawan penyakitnya. Saat ingin bertanya, pasti sedang tak punya waktu. Saat punya waktu, aku terlupa. 🙁 #badme
Satu yang kuyakin, Dodi masih hidup. Ia hidup dalam hati-hati kami, sahabatnya.
Mungkin benar, orang baik selalu meninggalkan kita lebih cepat. kenangan demi kenangan terus membayang. Walaupun tentu tak sekenang apa yang dirasakan teman-teman disana.
Ku masih ingat saat acara Bekasi. dia yang didaulat untuk memimpin acara kuis. Sayang saya gagal saat itu oleh pertanyaan yang masuk kategori biasa darinya.
Met jalan Dodi
Kak illa :(( … sejak kenal di plurk tahun 2008, baru sekali kopdar, kopdar pertama dan terakhir kalinya. dan seriosly, saya kehilangan.. ???
Allahummaghfirlahu.. ampunkan dia ya Allah, lapangkan kuburnya, terangi dengan cahayaMu..
Huhuhuhu
Masih sedih Karena tau berita kepergian alm hari senin lantaran kuotanya habis :”(
selamat jalan..
doa-doa terbaik turut dimohonkan
semoga kelak kita semua dikumpulkan kembali dan diijinkan ngetrip di tempat yang lebih asyik…amiin
Sy kenal Dodi orang yg selalu optimis. Alfatihah buat beliau. AMIN.
Dodi itu sahabat semua orang. We all love Dodi.
Saya sempat bercanda dengan Dodi di awal awal sakit nya. Saya ngajak dia lari, dan dia menjawab: tunggu saya sembuh yah Cip.
Itu percakapan terakhir saya dengan Dodi, saya tidak menyangka Dodi akan pergi secepat ini.Maut memang rahasia-Nya.
Saya masih sedih sampai hari ini dengan kepergian Dodi.
Mari sama sama berdoa untuk Dodi