Beberapa waktu yang lalu, suami dari salah seorang teman kantor sy meninggal dunia. Kami kemudian melayat ke rumah beliau. Sambil masih sesekali terisak, teman kantor sy itu cerita bahwa anaknyalah yg banyak memberi support dan menabahkan beliau. Padahal anaknya itu adalah anak tunggal. Ia hanya memiliki satu orang anak.
Diceritakan beliau, anaknya itu berkata seperti ini :
“Tidak usah terlalu sedih Bu, Ayah meninggalkan kita. Berarti Allah melihat kita berdua sudah cukup kuat untuk ditinggal Ayah. Yang penting Insya Allah Ayah sudah menunaikan tugasnya dengan baik. Percuma juga Ayah diberi umur yang panjang tapi tidak berkah di mata Allah”
Deg. Kata-kata anak teman sy itu, membuat sy tersentak. Iya. Memang betul. Yang paling penting adalah keberkahan dari waktu kita di dunia. Percuma umur kita panjang jika tidak membawa kebaikan apapun bagi kita. Kata-kata ini juga sering sy ingat2 jika sy sedang kangen-kangennya sama alm. Bapak. Sy selalu berdoa, semoga waktu Bapak di dunia selama 63 tahun menjadi berkah di mata Allah. Aamiin..
***
Di salah satu hari di awal bulan Juni, sy genap berusia 28 tahun. Kata-kata di atas juga menjadi renungan sy di awal hari itu.
28 tahun.
Semua nikmat-Nya yg selalu hadir, semoga selalu mampu disyukuri. Semua ujian yang sesekali menghampiri, semoga lebih dikuatkan untuk menghadapinya. Setiap detak waktu yang dihadiahkan, semoga bisa lebih termanfaatkan dengan baik. Aamiin.
Terima kasih untuk keluarga yg selalu menentramkan hati, untuk sahabat yg selalu menceriakan, untuk setiap moment penuh warna yang selalu menghiasi pergantian hari.
Terima kasih Juni, yang selalu baik sama saya 😀 *untuk 20 hari ke depan, tolong tetap baik sama saya yak* (haha)