Refleksi

..ini salah kami…

Saya bukan orang yg begitu baik jika berbicara tentang hal ini. Pun, dalam beberapa waktu terakhir ini sy juga tidak terlalu berani bicara atau berkomentar jika ada seseorang yg mengangkat topik ini.

Tapi hari ini sy ingin menuliskannya. Apa yg berulang kali antara ingin dan tidak sy bahas.

Berawal dari tayangan berita tadi pagi. Berita bahwa Anis Matta (Presiden PKS) dipanggil sebagai saksi untuk kasus yg menimpa Luthfi Hasan Ishaq, mantan Presiden PKS. Sy masih menggumam pelan dan membatin tentang apa yg terjadi pada partai ini ketika tayangan berganti menjadi adegan Anis Matta membagi2kan buku Serial Cinta karangan beliau kepada para wartawan. Ahaha.. Mainstream baru kayaknya. Sy sampe yg tadinya agak gemes dengan tayangan itu jadi malah ketawa2 sendiri meliatnya. Anis Matta terlihat sangat santai. Mungkin dipikirnya daripada membahas kasus ini dan memancing pertanyaan2 aneh, lebih baik membagi2kan buku. Itung2 promosi. Good point of view. the unique one I think haha..

Siangnya, lagi2 berita tentang PKS. Kali ini giliran Ust. Hilmi Aminuddin, Ketua Majelis Syuro PKS yg dipanggil oleh KPK. Reaksi sy agak berbeda kali ini. Jika tadi masih sempat ketawa kacci liat Anis Matta, tidak kali ini. Mungkin karena Ust Anis cenderung lebih santai menghadapi media. Sementara Ust. Hilmi lebih serius. Entahlah apa memang karena itu atau apa. Yang jelas ada yg mencelos, seperti menusuk, ketika melihat mereka satu per satu harus berurusan dengan kasus seperti ini.

Sy bukan siapa2 bagi mereka. Bukan pengurus partai ini. Sy mendukung atau tidak pun, mereka akan tetap jalan terus dengan agenda besar mereka.

Tapi sungguh, ada ketidakrelaan melihat mereka diperlakukan seperti itu. Betul yang dikatakan oleh para kader PKS, bahwa Luthfi Hassan Ishaq, Anis Matta, dan Hilmi Aminuddin bukan sekedar pemimpin partai ini. Mereka adalah guru. Tempat belajar. Tempat menimba ilmu. Bersama2 menyusuri lembar perjalanan Rasulullah, sama2 mempelajari setiap seruan-Nya.

Maka jangan heran ketika melihat pembelaan yg bertubi2 dari para kader ini. Itu bukan pembelaan tanpa dasar. Bukan pula sekedar menutup2i kesalahan para pemimpinnya. Itu semua lebih karena ketidakrelaan kami melihat guru kami diperlakukan demikian. Tidak sanggup rasanya melihat sosok yang selama ini begitu kami hormati, kami sayangi, tiba2 mendapat perlakuan begini.

Ini memang masalah sy. Masalah kami, yang kadang tidak mampu menjangkau semua pemikiran pemimpin kami. Keterbatasan kami dalam mencerna setiap rencana2 besar itu

Bagi mereka, para pemimpin kami, ini mungkin adalah satu hal yg biasa. Konsekuensi logis dari pilihan untuk menceburkan diri dalam dakwah siyasih. Risiko yang telah diperhitungkan bahkan jauh sebelum kami tahu tentang agenda besar mereka. Mereka beberapa langkah telah lebih dulu berjalan.

Maka sekali lagi, ini bukan tentang mereka yg diberi ujian dalam kasus ini. Ini semua tentang kami, kelemahan kami, tentang kami yg tidak rela melihat apa yg disuguhkan media setiap harinya.

Apa yang paling istimewa dari sebuah persaudaraan karena Allah? Ialah ketika kita saling mencintai karena Dia, ketika kita seperti berada dalam satu tubuh. Merasakan sakit ketika bagian tubuh lain sedang terluka. Maka seperti yang disampaikan Presiden PKS Anis Matta pada beberapa orasinya, ijinkan kami untuk mengatakan ini kepada para Qiyadah kami. Bahwa kami mencintainya karena Allah, dan seluruh kader PKS akan tetap mencintai beliau semua. Semoga Allah senantiasa memberkahi perjuangan kita dan menjaga kita tetap pada jalan kebenaran. Aamiin. Wallahu’alam bishawab.

1 Comment

  1. Gotcha kk…. Nda ada ji salah ta tawwa….jangki salahkan diri sendiri…yg salah itu yg sdh terbukti di pengadilan.pengadilanNya tentu 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *