Another hard day..

Al-Qur’an telah dengan jelas memberi tau kita, bahwa segalanya berasal dari Allah dan kepada-Nya juga kita akan kembali.

Semua bukan punya kita kan ya. Keluarga, harta, jabatan, pekerjaan, dll.. Toh ketika itu diambil lagi oleh Yang Memiliki, kita tidak boleh merasa tidak rela. Iya, semestinya seperti itu.

Begitu juga dengan kepergian Tante saya. Beliau adik sepupu alm. Ayah saya. Namun ia seperti adik kandung, karena Ayah sy anak tunggal, dan sejak kecil beliau tinggal bersama adik2 sepupu dari Ibunya itu.

Sakitnya pun persis seperti Ayah sy. Ada semacam tumor atau apalah itu namanya yg ditemukan di organ tubuh beliau. Gejalanya pun sama. Beliau jadi tidak nafsu makan, dan berat badan serta kesehatannya menurun drastis.

Sebelumnya, sy sendiri tidak pernah tau persis seperti apa sakit yg dideritanya itu. Ibu hanya bilang bahwa beliau sakit, dan bolak balik berobat ke Makasar. Baru pada saat Lebaran kemarin kami silaturahim ke rumahnya, dan menemukan beliau sudah sangat kurus. Sangat turun drastis. Sy sampai kaget melihatnya, dan spontan pun langsung teringat sm Ayah sy. Tidak ingin terbawa suasana sedih melihat kondisi beliau, sy kemudian duduk2 saja di teras depan rumahnya. Main sama anak2nya. Padahal dalam hati sy sibuk membatin, apa gerangan yg menimpa Tante sy ini.

Ibu sy sempat menawarkan pengobatan alternatif. Kata Ibu pernah ada keluarga di Makasar yg juga sakit seperti beliau. Ada uztadz yg katanya bisa mengobati. Uztadz tersebut menginap di rumah orang yg sakit tersebut selama beberapa hari. Entahlah, tapi katanya keluarga itu Alhamdulillah sembuh, setelah beberapa waktu sebelumnya tidak ada kejelasan dari pihak Rumah sakit.

Ibu sy kemudian berjanji akan mencoba menghubungi keluarga tersebut. Setelah balik ke Sby, kalo Ibu nelpon pun sy beberapa kali mengingatkan untuk mencari tau info tentang pengobatan alternatif itu.

Namun belum kesampaian Ibu menghubungi, kabar duka itu sudah lebih dulu menjumpai.

Tadi pagi setelah Subuh, Ibu menelpon dan pelan2 memberitau bahwa Tante sy itu sudah meninggal beberapa menit sebelumnya. (tears)

Kata Ibu nomor telepon uztadz itu sudah dikasi sm keluarga yg di Makasar beberapa hari sebelumnya. Namun ada saja yg menghalangi Ibu untuk menghubungi nomor telepon itu. Yah mungkin memang sudah jalannya seperti itu.

Tante sy ini, anaknya ada 4. Satu laki2 yg sulung, dan 3 orang adeknya perempuan semua. Yang bungsu masih kelas 1 SD. Ibunya sendiri, nenek saya, masih hidup. Alhamdulillah sampai kemarin masih sehat.

Sama sekali tidak bisa membayangkan bagaimana kesedihan keluarga di Sinjai. Sekarang sy disini pun tak bisa konsen. Dari tadi membayang2kan beliau.

Orangnya sangat baik. Dulu waktu sy kecil sy sering main ke rumahnya. Waktu itu beliau belum menikah. Sy sering dibonceng kemana2 pake motornya, sering jg sy sembunyi2 mencuri2 coba alat kosmetik beliau hihi.. Orangnya cantik sih.

Cukup banyaklah kenangan manis dengan beliau. Walau akhir2 ini kami sangat jarang komunikasi, terlebih saat sy sudah di Surabaya. Tapi tetap ada sudut di hati yg menyimpan namanya, sebagai salah satu orang baik yg pernah menjadi bagian masa kecil sy.

Selamat Jalan Tante.. Semoga tenang dalam tidur panjangmu. Tidak ada lagi rasa sakit yg menderamu. Semoga kau bahagia dalam dekapan-Nya.. Aamiin..

10 Sept 2012
12:27 pm