Buku

Cerita Dahlan Iskan yang Mengganti Hatinya

Waktu itu di penghujung 2009. Saya mengabari Ibu saya bahwa Dirut PLN diganti. Baru mau melanjutkan cerita, ketika Ibu saya memotong pembicaraan :

”Oh iya, Dahlan Iskan ya? Mama dulu pernah baca kisahnya dia di koran Fajar. Ceritanya dia waktu operasi ganti hati. Waktu itu dibuat berseri ceritanya itu”

…..

Sepertinya saya terlalu pede sok sok mengabari Ibu soal berita ini. Tentu saja dia juga sudah nonton berita. Dia bahkan selangkah lebih maju, agak ”mengenal” Dirut baru itu ketimbang saya. Justru saya baru tau pada saat itu kalo Pak Dis pernah operasi ganti hati.

Sejak saat itu, setiap mendengar atau menonton berita tentang Dahlan Iskan, Ibu sering bilang ”coba cari bukunya itu. Bagus loh itu tulisannya”

Beberapa kali saya mencari-cari buku itu tapi tidak pernah ketemu. Saya bahkan pernah bilang sama Ibu mungkin bukunya itu tidak diproduksi lagi, karena dari ceritanya Ibu juga dia bilang kalo dia baca serial itu antara 2007-2008. Padahal aslinya saya tidak tau apakah memang tulisan itu sudah pernah dibukukan atau gimana. Selain kepedean, ternyata saya juga sok tau (LOL)

Sampai akhirnya saya melihatnya di toko buku. Yuhuuu.. Bisa buat Ibu nih. Tapi saya tetap tidak langsung membelinya sih. Karena waktu liat buku itu saya belum ada rencana mau pulang kapan. Toh buku itu juga buat Ibu. Lagian saya masih banyak antrian buku yang belum dibaca.

Kurang lebih sepekan sebelum pulang kmaren akhirnya saya beli. Waktu mendadak ada dinas ke Jogja 2 hari sebelum pulang, saya iseng memasukkannya dalam tas bawaan ke Jogja. Saya pikir saya butuh bacaan yang ringan2 saja, sekedar `killing time` gitu.

Tapi sejak mulai membacanya di ruang tunggu bandara, saya malah tidak bisa melepaskannya (LOL) Yeah lets say saya terbius mungkin..

Sedikit spoiler cerita. Jadi Pak Dis itu divonis terjangkiti virus hepatitis B. Akibat dari virus yang tidak bisa dihentikan pertumbuhannya itu, muncullah kanker dan sirosis (apa itu sirosis silahkan cari sendiri ya) pada liver beliau. Kanker tersebut sudah menyebar kemana-mana, akibatnya organ tubuh beliau yang lain juga terancam ”keselamatannya”. Hati atau liver beliau sudah sangat rusak. Ia harus mengganti hatinya atau ia harus menjalani perawatan intensif dan kemoterapi untuk setidaknya menjaga agar kerusakan yang ditimbulkan virus itu tidak bertambah parah.

Akhirnya beliau memilih untuk ganti hati, dengan segala konsekuensi yang ada. Termasuk konsekuensi bahwa operasi ganti hati ini akan gagal.

Begitulah.

Pada beberapa bagian, jujur saya merinding membaca buku ini. Betapa berbahayanya penyakit ini, dan betapa beresikonya sebenarnya operasi ini.

Buku ini ngasih tau kita untuk betul2 menghargai hidup. Oke, ngasih tau mungkin tidak terlalu nendang. Tepatnya, saya seperti merasa diteriaki untuk betul2 menghargai dan mensyukuri anugrah hidup dan kesehatan yang dikasi sama Tuhan. Untuk tidak menyia2kan kesempatan hidup dengan normal, tidak bergantung pada obat dan bahan kimia. Karena pada saat yang sama bisa jadi ada orang yang tengah berjuang untuk tetap hidup –dalam arti yang sebenarnya- dan bisa jadi ia lebih bisa memanfaatkan waktunya dibanding kita

Tapi tentu saja semua pesan itu disampaikan dengan caranya Pak Dis. Tidak mendikte atau mengajari. Kita bahkan bisa ikut tertawa dan tidak merasa kasihan pada penyakit yang diderita beliau ketika itu. Padahal itu adalah penyakit yang sangat berbahaya. Gaya menulis beliau tetap lincah, blak-blakan dan kadang terselip komedi satir di dalamnya.

Teman-teman tidak ada salahnya memiliki buku ini. Setidaknya biar bisa merasa lebih dekat dan kenal dengan beliau ihik. Kan sudah bukan milik Grup Jawa Pos lagi, juga sudah bukan milik PLN saja, tapi beliau sudah jadi milik rakyat Indonesia, sudah jadi Menteri ini kan. Jarang2 loh ada Menteri yang suka menulis ;;) #aww

..dan ternyata saya masih tetap mengagumi tulisan beliau setelah semua kebijakan kontroversialnya selama menjadi Dirut haha..

12 Comments

  1. Mutiah says:

    Luar biasa… Semangatnya yg besar… nice kak…

  2. Pojok Pradna says:

    terlepas dari segala kontroversinya, kehadiran tokoh ini memang menyegarkan kusutnya negeri dan hidup ini 🙂

  3. fege says:

    kakak kerja di PLN ya kak??

    di PLN mana kak?

    *kagum*

  4. aku baru ‘tahu’ ttg beliau ketika baca tulisanmu ttg pergantian dirut PLN wkt itu *hehe…ketinggalan sepur byanget yak…* dan akhir2 ini semakin penasaran dengan beliau yg ‘sepak terjang’nya banyak jadi berita itu… trims infonya ttg buku ini, Illa.. 🙂

  5. wah, kayaknya perlu nyari juga itu buku yah…

  6. nanik says:

    alhamdulillah,saya juga sudah baca buku nya,
    Tapi bukan punya saya buku nya,punya majikan saya,
    Emang luar biasa buku nya,
    Alhamdulillah juga,coz sya pny boz yg baik nya tdk kalah deh sma Bapak Dahlan,

  7. ah jd pengen punya…

  8. pak dahlan iskan emang menginspirasi
    tapi sayang saya blom tertarik beli bukunya
    hehehe

  9. beli aaah….
    eh, ada rekomendasi buku lainnya ngga?

  10. Rusa punya Ganti Hati yg cetakan lawas, yg diterbitkan oleh Jawa Pos Book, keren banget ini buku sumpah. Rusa suka cara pak Dahlan bercerita 😀

  11. dewa (@DewaInez) says:

    aku ingin baca, tapi belum bisa beli. apakah ada yang mau meminjamkan? meminjamkan buku dengan kata lain meminjamkan ilmu. siapa punya?

  12. maryam says:

    hebat ya pak dahlan, critanya inspiratif bgt .. kayanya bukunya di jual di http://www.dmarket.co.id … bisa coba beli di sana deh

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *