berbagi, Review

Film : The Mirror Never Lies

Kemarin saya menonton film dengan judul di atas itu. Film Indonesia, karya Kamila Andini, yang ternyata putri dari Garin Nugroho. Keindahan dan greget dari film ini membuat sy ingin sedikit menulis tentangnya.

Film ini bercerita tentang seorang anak bernama Pakis (Gita Lovalista) yang selalu merindukan sang Ayah. Menurut cerita, sang Ayah hilang di lautan, ketika sedang bekerja menangkap ikan. Ibu Pakis, Tayung (Atiqah Hasiholan) sudah berulang kali meminta Pakis untuk tidak lagi menunggu2 ayahnya, tapi Pakis tetap bersikeras. Ia bahkan selalu mengunjungi “sanro” (dukun) untuk bertanya tentang keberadaan ayahnya, sambil selalu membawa cermin pemberian ayahnya. Pakis selalu ditemani oleh sahabatnya yang bernama Lumo (Eko) dalam pencarian ayahnya ini.
Kemudian muncul Tudo (Reza Rahadian) seorang peneliti lumba-lumba dari Jakarta, hadir di kehidupan ibu dan anak ini. Akankah akhirnya Pakis menemukan ayahnya? Lantas bagaimana dengan Tudo dan penelitiannya? Dengan latar budaya yang unik dan pemandangan yang indah di Pulau Wakatobi, jalinan cerita dan konflik selanjutnya hadir dengan sederhana di antara mereka.

Ada beberapa catatan tentang film ini, yang sempat terekam. Tentu saja, in my point of view :

Menyajikan sinematografi yang luar biasa. Pulau Wakatobi adalah salah satu dari sekian ribu pulau kecil yang ada di Indonesia. Sejak tahun 1996 di sini diresmikan Taman Nasional yang menyajikan kekayaan dan panorama bawah laut. Dan keindahan bawah laut inilah yang ingin disuguhkan oleh sang Sutradara, Kamila Andini.

Menghadirkan kisah drama yang sederhana. Sepertinya sengaja, karena penonton memang lebih banyak dimanjakan dengan landscape2 yang wow!! *anggap saja ini film semi dokumenter* hehe…

Menampilkan keseharian masyarakat di sana yang unik. Bayangkan saja mereka hidup di rumah-rumah yang terapung di atas air. Rumah itu hanya terbuat dari bambu, kayu, anyaman untuk dinding, tapi mereka tetap bertahan! Untuk berjalan ke rumah tetangga, dan untuk aktivitas yang lain, mereka berjalan diatas kayu-kayu yang disusun saling berkaitan. Susunan kayu yang tampak seperti ”jembatan-jembatan” kecil itu tidak lebar, mungkin hanya selebar satu tapak kaki orang dewasa. Tapi mereka dengan lincah berjalan di atasnya, yang anak2 kecil bahkan berlarian, tanpa takut terjatuh. Wih..
Jika ingin beraktivitas di tempat yang agak jauh dari pemukiman mereka, mereka menggunakan alat transportasi perahu kecil yang didayung manual, tidak menggunakan mesin. Oia, ada satu adegan menarik yang diperankan oleh Lumo, yaitu ketika ia mendayung perahunya dengan santai, sambil berbaring! Perahu kecilnya itu juga yang dipakai untuk berangkat ke sekolah bersama Pakis.

Selingan nyanyian ”live” tanpa iringan alat musik, dialog yang lucu dan tingkah polah alami khas anak kampung yang diperankan baik oleh Pakis, Lumo, dan beberapa pemeran figuran dari anak2 penduduk asli Wakatobi menjadi hiburan tersendiri dan membuat film ini menjadi tidak membosankan buat saya.

Film ini ingin menyampaikan pesan bahwa manusia dapat hidup berdampingan dengan alam, sepanjang kita juga menjaga kelestarian dan tidak mencemarinya. Saya suka dengan salah satu dialog antara Tudo dan Pakis, ketika Tudo bertanya : ”Kenapa kamu mau tinggal di sini? Di atas air. Tidak takut?” kemudian Pakis bilang : ”Katanya Ayah sy tidak perlu takut. Di sini bagus. Walaupun setiap hari bergoyang tapi kita tetap hidup”. Saya sulit membayangkan penduduk asli di sana hidup di tengah2 deru ombak dan gelombang yang kadang pasang dan surut. Gak mual tuh?

Beberapa waktu yang lalu keindahan Pulau Belitong sudah kita nikmati dalam film Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi. Sekarang Pulau Wakatobi. Dan tentunya masih ada ribuan pulau2 dan tempat2 yang lain yang mungkin belum kita tahu betapa indahnya ia.
Dan akhirnya, saya berkesimpulan bahwa ternyata memang Indonesia penuh dengan kekayaan yang tidak ternilai. Bahwa Indonesia bukan hanya Bali saja. Dan bahwa Indonesia, layak untuk kita promosikan di dunia internasional. (rock)

Benarlah lirik lagu Gita Gutawa dalam ost. Laskar Pelangi :
Tak perlulah aku, keliling dunia… (music)

Kesimpulannya : Strong Recommended! (applause)

Trivia :
Yang saya herankan adalah, kenapa judul film ini musti pake bahasa Inggris yak? (thinking)

15 Comments

  1. udah ada di bioskop ya mbak? jadi pengen nonton nih… nonton ah… 😀

  2. wah keren ya..jadi pingin nonton..btw salam kenal ya..

  3. Biar bisa go international lalu dapat award-award dari dalam dan luar sekaligus.. Nonton ah~

  4. whoaaaaa.. pengen nonton…! film yang ditunggu2 dari tahun lalu, akhirnya datang juga..
    sayang seribu sayang, SOLO selalu telat kalau ngehadirin film2 bermutu kek gini,
    sampai saya nulis komen ini, film yg terpampang di bioskop solo, sebagian besar film horor+cabul. #doh

    semoga film ini secepatnya mampir Solo.

  5. assalamu’alaikum…
    wah setuju buanget tuh.. mencintai alam tanpa mencederai alam juga..
    semua juga buat kita…
    hidup bersama berdampingan…
    salam kenal Mba Illa

  6. Wow, keren
    Saya belum nonton
    Tapi selayaknya penduduk di negeri ini disajikan tontonan indah penuh hikmah 🙂

    Novel Sahaja Cinta bisa di pesan lewat saya 🙂

  7. iya ya kenapa ya harus berbahasa inggris sih judulnya?
    pasti alasannya biar bisa lebih mendunia
    prettt

  8. Lokas-Lokasi di Seluruh Wilayah Indonesia masih banyak yang memiliki keindahan dan pesona yang bisa di angkat menjadi sebuah karya Film yang luar biasa ! seperti halnya film yang satu ini! Mantab… luar biasa..

  9. belumpa nontonki 🙁

    mungkin judulnya sengaja dienglishkan utk nembus pasar internasional.
    btw, aku baru tahu kalo mas garin punya anak yg berbakat seperti dirinya 🙂

  10. oh… keren sekali ya? aku belum sempat nonton filmnya, tapi tampaknya menarik. apalagi setting-nya wakatobi… kebayang indahnya…

    d.~

  11. nice post nih….
    🙂

  12. Wah, terima kasih buat sinopsisnya… saat keluar DVDnya akan memintakan mereka di kampung halaman untuk mengirimkannya kesini sebagai hiburan tambahan…

    Seneng udh bisa mampir kesini, teruslah menulis karena tulisanmu terbaca jauh sampai ke Irak.. ya Irak yang masih meledak-ledak itu…

  13. hari ini saya baca 2 postingan tentang film ini…beneran deh…jadi pengen nonton!

  14. Bagus ya film-nya, sekalipun menyajikan cerita keseharian yg sederhana nyatanya masih banyak yang belum mengetahuinya, atau cuma saya aja yg baru tahu hehe…

  15. Wakatobi… indah banget. Film ini akan semakin sempurna jika didukung dengan kekuatan cerita (goodluck)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *