berbagi, Review

Film : Eat Pray Love

Kita sama-sama tahu bahwa Bali dan keindahannya sudah sangat terkenal di belahan bumi lain. Dan bagaimana jika ia tersaji dalam sebuah film sekelas Hollywood? Eat Pray Love, sebuah film karya Ryan Murphy yang diangkat dari kisah nyata seorang penulis bernama Elizabeth Gilbert. Film yang diproduseri oleh Brad Pitt dan menampilkan Julia Roberts sebagai pemeran utama ini mulai tayang sejak 13 Oktober kemaren.

Film ini bercerita tentang seorang perempuan Newyork yang memenuhi kriteria untuk dapat dikatakan sukses. Karir, harta, suami, dan rumah yang nyaman. Namun di suatu waktu ia merasa ada yang kurang dalam hidupnya. Sesuatu yang tak dapat ia definisikan, apa itu. Tanpa alasan yang jelas, ia memutuskan bercerai dari suaminya. Di tengah proses perceraian itu, ia menjalin hubungan dengan seorang pria yang dikenalnya melalui pertunjukan teater. Dan kembali ia menemukan bahwa hubungannya dengan pria ini tak layak diteruskan. Ia menjadi semakin desperado, dan akhirnya memutuskan untuk sejenak meninggalkan kota Newyork. Memilih Itali, India, dan Indonesia sebagai tujuan perjalanannya sampai akhir tahun.


Dan seperti judul film ini, Eat Pray Love. Ia betul-betul sangat menikmati perjalanan ini dengan tema tersebut. Mencoba Spaghetti dan Pizza yang menjadi makanan khas Itali, bertemu dengan seorang Guru Spiritual di India, dan akhirnya menemukan cinta sejati di Bali, Indonesia.

Tidak ada konflik yang berarti yang disajikan di sini. Ceritanya standar, tentang penemuan jati diri dari sebuah perjalanan. Satu yang cukup menarik adalah ketika ia berhasil memaafkan dirinya sendiri, atas beberapa kegagalan yg dihadapi sebelumnya, termasuk kegagalan pernikahannya. Moment ini ia dapatkan dalam proses dan dialognya bersama guru spiritual yang ditemuinya di India.

SINEMATOGRAFI

Menampilkan suatu tempat di sebuah film, biasanya diawali dengan menampilkan tempat2 terkenal yang menjadi icon dari negara tersebut. Menara Pisa dan Taj Mahal yang menjadi simbol negara yg dituju nampaknya kurang disuguhkan. Keindahan Itali yg konon adalah salah satu tempat romantis di dunia pun tidak nampak. India bahkan digambarkan sebagai tempat yg jorok, banyak pengemis, binatang berkeliaran, wew…
Mungkin karena –lagi2- disesuaikan dengan judulnya, bahwa film ini lebih banyak bercerita tentang 3 hal tersebut, makanan, doa, dan cinta.

SURPRISE : BALI!!!

Salah satu hal yang menarik dari film ini adalah lokasi syuting yg salah satunya dilakukan di Bali. Ehm, mungkin ini salah satu strategi pemasaran dari pihak produser. Bahwa tidak hanya orang Amrik, tapi juga orang Itali, India dan –tentunya- Indonesia akan tertarik menonton karena penasaran seperti apa negara mereka ditampilkan di film sekelas Hollywood, dibintangi Julia Roberts pula πŸ˜€

Secara keseluruhan, view Bali di film ini sudah cukup merepresentasikan Indonesia. Sebab bukan hanya pantai, namun juga gugusan sawah, lereng gunung, laut dan karangnya, semua tergambar dengan baik. Pemerannya bahkan ikut menggunakan Batik. Semoga kedepannya daerah-daerah lain di Indonesia bisa turut meramaikan film luar negeri. Sebab tentunya kita sepakat, di Indonesia tidak hanya ada Bali, namun juga ada ratusan tempat-tempat indah lainnya, yang tentunya tak kalah dengan Bali.
Tidak hanya itu, aktris Christine Hakim pun turut mengambil peran dalam film ini. Ini sebuah kemajuan besar dalam industri perfilman kita, bahwa kita sudah mulai β€œdianggap” oleh industri di Hollywood sana.

julia roberts nge-batik

PESAN

Di luar segala romantisme dan hedonisme yg tersaji di film ini, tetap terselip pesan, bahwa hidup akan selalu hadir dengan dinamikanya. Bahwa kita tidak bisa berharap kebahagiaan akan terus menghampiri kita, tapi juga perlu diyakini bahwa kesedihan pun tak selamanya.
Banyak-banyak melibatkan Tuhan dalam mengambil keputusan, dan tak lupa untuk bersyukur untuk setiap apapun yang dihadirkan Tuhan dalam hidup kita, akan membantu dalam proses menghargai hidup. Coz life is just once, so just make it the best one.

sumber gambar

26 Comments

  1. Belum nonton film ini sih…. Tapi dari beberapa kritik film yg aku baca filmnya lumayan ngebosenin, mungkin krn konfliknya kurang ya.
    but anyway, tetep seneng lah, Bali bisa nongol disitu. Hayoooo turis mampir2 ke Bali, eh ke Indonesia πŸ˜€

  2. Setuju dengan Ocha, kalo kritik film Illa sebaiknya lebih objektif. Kurangi bias pribadinya hehehehe. Saya sendiri belum tertarik nonton karena semua teman2 kampus saya yang nonton film ini menganggap bahwa film nya gak seru, malah ada yang ketiduran di bioskop.

    Saya malah menganggap bahwa sebenarnya kita kurang promo tentang spot spot cantik di negara kita. Malah, saya sendiri sudah mulai bosan setiap kali dengar tentang Indonesia selalu melulu tentang Bali. Saatnya mengkampanyekan “Indonesia is not only Bali”. Setuju tak??

  3. waaah jg pgn nonton neh

  4. Hmm… Ntar mo nonton ah.

  5. belum juga nonton filmnya

  6. Saya secara pribadi ada rasa bangga. Indonesia jadi lebih dikenal di mata dunia.
    Pengen nonton jadinya.

    Wah, moga kita bisa bersua di PB 2010 πŸ™‚

  7. di makassar belom ada k’.. :((

  8. penasaran sama view-nya aja tapi kalau ceritanya sudah mengerti intinya πŸ˜€

  9. Billy says:

    wah kayaknya klo mw cari resensi film kesini aja. apa kabar mbak illa? lama gak main nich kesini πŸ™‚

  10. udh mikir2 pingin liat filem ini, tp blm kesampaian juga..

    kykny bgs deh…

  11. nunggu kesempatan nonton dirumah aja ah….atau nyari bukunya dulu ya? *ketauan bgt males keluar ya…hehe…*

  12. saya pernah melihat cuplikan dan review film ini (di TV) tapi intinya membahas Christine Hakim

  13. aku di tinggal πŸ™

  14. salam kenal dulu

  15. wah kak, aku nunggu DVD ori nya aja deh.. btw thanks reviewnya yaaa… *males keluar rumah* πŸ˜›

  16. aku gak mo nonton tapi pengen ke bali nya πŸ™

  17. Jaya terus perfileman Indonesia!!

  18. Nah ini dia info yang selama ini saya cari2….thanks yach gan…salam kenal aja yach…

  19. Pray, Eat and Eat…

  20. nice post…
    kunjungi ini ya..
    klik ini
    thanks

  21. Untuk para pecinta konflik, mending nonton cinta fitri sama film besutan keluarga punjabi aja dech (lmao) karena untuk mengapresiasi film ini, kita harus merasakan apa yg dirasakan pengarang. Jadi idealnya memang harus baca dulu novelnya. menurut saya, kekurangan film ini terletak di sinematografinya. Masalah teknis…. Karena mereka menggunakan color (warna) hollywood banget. Menurut saya bagusnya sang sutradara potografi (dop) harusnya survey film italy, india dan indonesia, supaya tone colournya membaur dengan tempat dia suting. Agak kaget juga ngeliat christine hakim jadi item di film ini πŸ˜€ ….
    DiAmerika sendiri hal seperti ini sempat jadi issue. Oprah merupakan seleb kulit hitam yang pertama yang mengusulkan standarisasi kamera ‘untuk kulit hitam’. Mungkin kita harus membuat standar kamera untuk sawo matang (thinking) biar orang indonesia akan terlihat seperti orang indonesia di film hollywood.

  22. Blog walking, eh nemu Eat Pray Love disini.. πŸ˜€

  23. muyu4057 says:

    For those of you who are purchasing Titanium Necklaces,we realize that this is one of the most important purchasing decisions you will make. You have made the best choice in choosing one of our Cross Titanium Necklaces,Titanium Pendants or Titanium Rings, as they are constructed of the highest grade materials to ensure that your new Titanium Jewelry lasts forever. You can be confident in your purchase as each item comes with a no hassle 30 day return privilege.

  24. Ih, neng Julia kok gag mampir ke Surabaya sih…?
    Hahaha…

  25. katanya sih bagus utk menarik wisatawan dalam negri maupun luar negri,sttt tapi aku mah belum lihat ….heheehehe

    Bali Prewedding Photography, Bali Photography, Bali Wedding

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *