Beberapa hari yang lalu sy melakukan perjalanan ke luar kota. Sementara di perjalanan, untuk mengusir kebosanan sy menyetel MP3 player, karena ga tau kenapa kalo membaca selama di mobil saya malah pusing. Ketika sedang menikmati setiap lagu2 di MP3 player sayah, tiba2 secara random mp3 itu memutar lagu lama, lagu yg –jujur- tidak ingin saya dengar untuk saat ini, karena mengingatkan akan sebuah hal tidak mengenakkan yg pernah terjadi. Spontan, sy menekan tombol ”next”, sambil sibuk bertanya2 dalam hati, koq bisa ya lagu itu masih ada di playlist? Perasaan sudah sy hapus dulu.
Dan semalam, dari tivi punya ibu kos sy terdengar lagu lain -yg juga lagu lama. Emm.. juga mengingatkan akan suatu kejadian lain siy, tapi kali ini sy masih bisa tersenyum2 kecut, mendengar sayup2 lagu itu dari dalam kamar. Walopun jujur, kalo boleh milih tetap tidak ingin mendengarnya
.
Saya kemudian mikir sendiri, sampe kapan sy selalu menghindari hal2 semacam ini? Tidak ingin berkutat dengan masa lalu, dan terus menghindar dari segala hal yg membawa memory ke masa itu. Padahal, bukan tidak mungkin ke depannya akan terus ada kejadian yg mengingatkan akan hal itu. Apa yg terjadi saat ini pun, dan mungkin lagu2 yg menjadi back soundnya, juga akan menjadi penggalan masa lalu di masa depan. Alangkah besarnya energi yg saya butuhkan untuk terus berupaya menghilangkan memory itu, sedangkan masih banyak hal lain yg jauh lebih penting, yang lebih butuh untuk sy pikirkan ketimbang memaksakan otak menghilangkan kenangan itu. Huff…
Sy kemudian teringat, beberapa tahun yg lalu sy pernah membaca satu cerpen di sebuah majalah remaja. Inti kisahnya kurang lebih seperti ini.
Ada seorang pelajar, yg jika ia pulang dari sekolah, ia selalu melewati sebuah gang kecil. Ia selalu diusili oleh pemuda2 yg nongkrong di sana. Ia merasa sangat terganggu, tidak suka diperlakukan seperti itu. Sementara untuk mencari jalan lain untuk pulang, ia harus melalui rute yg lebih jauh. Sekian lama ia merasa tersiksa dengan keadaan dilema ini. Tidak suka diganggu, sementara untuk menghindar harus berjalan lebih jauh.
Apa yg selanjutnya dilakukan oleh pelajar ini? Ketika satu waktu ia kembali diganggu oleh para pemuda itu, ia kemudian berjalan menuju ke arah mereka, dan menyapa para pengganggu itu. Yang ada, para pemuda itu malah keder, gugup, dan tidak tau harus bilang apa ketika si pelajar ini nyamperin mereka. Padahal niat si pelajar ini hanya ingin berkenalan, supaya ia tidak diganggu2 lagi. See? Mereka beraninya cuman dari jauh saja.
Singkat cerita, sang pelajar ini berhasil menaklukkan para pemuda itu, dengan cara kenalan dan mengakrabkan diri dengan mereka.
Apa yg sebenarnya dilakukan oleh pelajar di kisah ini adalah berdamai dengan sesuatu yg mengganggunya itu. Ketika ia diam, atau berjalan mencari rute lain, itu menggambarkan bahwa ia kalah dalam menghadapi gangguannya. Adalah sebuah cara yg tepat ketika ia berbalik menghadapi sesuatu yg mengganggu itu dengan lebih berani.
Mungkin tidak sepenuhnya bisa dijadikan analogi, tapi dari kisah itu, pilihan untuk ’berdamai’ sy kira bisa jadi pertimbangan. Menghadapinya dengan sedikit lebih berani dan menegakkan kepala. Sulit, mungkin. Tapi segalanya bisa dicoba.
Trus, gimana dengan saya? Apa yg sy lakukan selanjutnya? Bukan berarti saya kemudian mencari lagu2 yg pernah bersinggungan dengan masa lalu yg tidak ingin diingat. Hanya, sy akan berusaha membiarkan segalanya berjalan biasa. Dari playlist random itu nantinya akan ada satu atau lebih lagu yg mengingatkan pada masa lalu. Sy (mudah2an) akan tetap mendengarnya.
Bohong kalo sy mengatakan ini adalah sesuatu yg gampang. Bilang sy melow, tapi memory ini jg tidak bisa ditahan untuk tidak flashback ke masa itu. Argh… tapi sy tetap harus menghadapinya. Waktu bisa menjadi teman yg paling baik. Ini cuman persoalan waktu saja. Sy percaya itu.
Ini baru lagu. Masih ada banyak hal lain yg jika kita melihatnya, spontan kita teringat dengan sesuatu hal –apapun itu- yg pernah terjadi di masa lalu. Entah menyedihkan atau menggembirakan. Contohnya kemaren saat pulang ke Makasar. Menyusuri beberapa ruas jalan di sana pastinya mengingatkan saya ketika kurang lebih 5 tahun hidup di sana. Yeahh.. that’s life..
Teman2 mungkin juga pernah mengalami hal serupa. Dipertemukan dengan sesuatu hal yg sontak mengingatkan kita akan sesuatu hal lain yg sebetulnya tidak ingin diingat. Apa yg teman2 lakukan selanjutnya? Uhm.. jika berkenan, silakan dishare di komen ^_^
Happy Long Weekend anyway..
Pertamaxx dulu aaaahhhhh (yahoo)
🙂 membaca postingan ini mmbuat kepala saya sedikit berat. *maaf, nnt komeng lg deh*
jujur, saya tak pernah mengalami hal yang harus saya hilangkan dalam hidup ini, tidak pun untuk saya hindari. aq menganalogikan hidup seperti masakan, kalau bumbu dapur masih menjadi individu2, maka rasanya akan sangat tidak enak, misal aja cabe, kalo kita telan bulat2, maka aq yakin kita tak mau mengulanginya lagi,, tapi manakala ia bercampur dengan bumbu dapur lain, maka akan di dapat komposisi rasa yang enak untuk dirasakan,, ini hidup, kita tak bisa mengharap semua berjalan seperti apa yang kita inginkan, tapi kita bisa memberikannya warna sesuai warna kita,,
Saya pernah mengalami hal yang gak menyenangkan di masa lalu.
Bahkan sampe saat ini saya masih harus berusaha untuk bisa
betul-betul berdamai dengan diri saya…
Tapi memang cuma ini kuncinya supaya bisa melewati hari ini dengan
damai dan bahagia… 🙂
kepikiran untuk menulis dengan tema yang sama 😀
selamat tinggal masa lalu..selamat datang masa depan…yang lalu kan menjadi sebuah catatan di sebuah buku bernama kenangan…semoga mampu tetap tegar menapaki masa depan….
sesuatu yang tak disukai jstru makin diinget lohhh. . . (ktanya gitu)
di masa lalu atau masa yang akan datang,
sepertinya akan susah hidup dengan Damai
kalaupun kami sama-sama menginginkan,
tentu orang tua Damai tidak akan setuju jika saya dan Damai hidup bersama,
usia kami terpaut terlalu jauh…
lho…eh,
ini bukan ngomongi Damai Wardani ya..
eh,
(tersipu_dan_menghilang_cepat_cepat)
Masa lalu tetaplah menjadi masa lalu mbak.. karena masa lalulah kita bisa berdiri seperti sekarang ini.. ^^
lagu yang mengingatkan masa lalu?
sayah jadi inget lagu ‘Kugadaikan Cintaku-Gombloh’
*sebenernya sayah lahir tahun berapa sih*
wah, saya masih sering flashback tanpa alasan loh mbak illa… hehehe… mau bagaimana, kenangan itu memory yang spesial yang dimiliki manusia, karena bisa mengingatnya.
ada beberapa hal yang menurut saya, HARUS dihadapi dan ada beberapa hal lainnya cukup seperti itu adanya.
lagu atau benda2 atau tempat2 yang mengingatkan kita pada kenangan dimasa lalu, either good ones or hurt ones, hanya sebagai selingan dan hiburan, dan juga sebagai pengingat ternyata otak kita masih mampu menyimpan kenangan tersebut. just enjoy it dan mencoba berdamai dengan kenangan2 tersebut.
have a nice long wiken, illa
saya nggak bisa wik en .. 🙂
masa lalu itu jadikan sebuah inspirasi untuk melakukan hal yang lebih baik lagi . semangat. salam sehat selalu
Iyah mbak…
sesuatu hal yg jauh terlupa, terkadang balik mengulang di memori saat kita sedang dihadapkan dengan suatu keadaan yg bisa mengingatkan kita pada saat itu.
Yang baik maupun yang buruk. Bila perihal itu adalah masalah yang ingin kita buang jauh-jauh dan dihindari, malah akan menjadi sebuah trauma terhadap ingatan masa lalu.
Phonank jg pernah punya pengalaman yang sama dengan mbak iLLA, tp sebisa mungkin kita bisa menghadapai, kalau tidak perasaan itu akan selalu muncul terus
Yap, yg paling utama dan penting itu memang berdamai dengan diri sendiri. Berbesar hati menerima semua yg telah terjadi. Ketika diri ini sudah bisa menerima semuanya, kenangan apapun yg dihadapi dapat dihadapi dengan senyum di wajah.
Saya juga selalu punya kenangan dari masa lalu, terutama lagu. Kadang hati ini suka tergetar waktu dengernya, tapi udah ngga sakit lagi. Cuma sedikit2 kenangan itu terlintas, dan percayalah, saya bisa menikmati itu semua krn sudah berdamai dengan masa lalu.
kenangan baik pahit maupun manis tetap menjadi bagian hidup kita, ibarat makanan tanpa garam deh kalo kita berusaha membuang kenangan2 masa lalu kita itu…jadi kalau saya terus dengerin aja tu lagu sambil membayangkan masa lalu yang menyedihkan itu sambil ketawa-ketawa sendiri…hehe (gila kali ya saya)
githu ya?
Iin sih lain, agak suka menikmati luka..
lha?
iya, kalo ingat atau ketemu dgn masa lalu yg gmn..
malah dinikmatin lama2..
dan bersyukur semua itu bisa dilewati dahulu…
salam…
berdamai dengan masa lalu,,
berdamai dengan diri sendiri,,
ahh, andai semuanya bisa semudah itu..
semangat y mb, mari kita berusaha berdamai dengan masalalu,^^
Saya sedang mencoba berdamai dengan diri sendiri. Memang sulit menghilangkan kenangan masa lalu. Enjoy aja…
salam
hemm…masa lalu itu hanya untuk di kenang…
bukan untuk di ulang….
Masa lalu biarlah menjadi kenangan tapi jangan dilupakan karena tanpa masa lalu maka gag ada masa kini, tanpa masa kini gag ada masa depan. Oia emang betul, membaca dalam perjalanan di mobil bikin pusing. Jadi lain kali jangan dicoba..:)
Masa lalu, seperti apapun adalah tetap bagian dari kehidupan kita. Saya suka kta “berdamai”, seolah menggambarkan adanya sebuah pergulatan yang telah terselesaikan.
salam
masa lalu kadang indah & ada juga yang tak indah…
tapi bagaimana pun masa lalu adalah sesuatu yang jauh & tak akan kembali lagi…
long weekend koq sabtunya lembur (doh)
masa lalu?? berdamai?? sudah terlewati, tak perlu ada penyesalan…buang buang energi…
kata emak abe, kalo pengen buang buang waktu ama energi…menyesal aja dengan apa yang kamu perbuat… 😀
kliatanay komen saya ini gag jelas banget, secara gag nyambung ama apa yang ditulis. jadi sebenerny saya itu ngomong dan komen apa ya?? bisa memaknai ngga?? kalo ngga bisa, berarti sama…karna saya juga ngga bisa memahami apa yang saya tulis barusan….masi memaknai dan memahami apa yang saya tulis. niscara…sesat dan menyesatkan.
salam abal-abal.
(bunuhdiri)
Blog yang keren…nice can be visite this blog thanks
saya biasanya mencari tau apa sebenarnya dasar saya tidak menyukai masa tersebut. kemudian setelah menemukan alasannya, mencoba berbagi dengan teman. Dengan bercerita saja, rasanya saya mulai ‘enjoy’ dengan hal tersebut.
untuk melupakan sesuatu saya tidak pernah. bercerita dengan teman membuat saya untuk selalu berusaha melihat sebuah hal dalam dua sisi. jadinya hal buruk tidak terlalu buruk jika kita melihat sisi yang lebih baiknya.
masa lalu saya tidak mulus…
namun, apapun itu, bagi saya pengalaman sepahit apapun setelah lama ditinggalkan pasti menjadi KENANGAN MANIS…
Jujur saya pun suka begitu … lagu memang sering membuat kita kembali ke momen tepat dimana kita mendengarkannya pertama kali …
berdamai dengan masa lalu? … mmm … saya pun sedang mengalami konflik batin itu kak
gimana yah caranya berdamai? saya mah biasanya menghajar masalalu saya dan menyekapnya 😆 … kutunggu solusimu 
ada yg bilang kita bisa berdamai dg masa lalu dengan memaafkan dan menerimanya – apa adanya- sebagai bagian dari hidup kita. tapi buatku itu suliit…. aku masih harus belajar banyak utk itu. klo dah ada solusi terbaik..kabar2i ya.. hehe…
think rationally..he..he..
masa sekarang adalah kenyataan sekarang y mesti dihadapi, jika masalalu hanya membayangi____kali nol ajaaaaaaa:))