Beberapa waktu yg lalu sy ketemu sama teman seangkatan Diklat untuk kantor. Beliau ditempatkan di kantor lain, dan kebetulan sedang ada dinas di kantor unit sy.
Ehm.. sedikit flashback, jadi dulu kami kurang lebih sejumlah 260 orang dari seluruh Indonesia dikumpulkan di Bogor untuk menjalani diklat dan pendidikan kesamaptaan. Jadi selain pembekalan tentang jurusan kami, ada jg yg namanya bangun sebelum subuh, lari, senam, dalam keadaan dingin menggigit (Bogor, euy!) Belum lagi βekstrakurikulerβ di akhir pekan.
Pokoknya selama kurang lebih 3 bulan kami ditempa dalam kawah candradimuka. Sehingga menjadi satu hal yg wajar kiranya ketika menjelang perpisahan kami merasa sangat berat. Yeahh perpisahan dimana2 memang tidak mengenakkan. Betapa tidak, berbulan2 merasakan sependeritaan, saling support jika ada yg sakit, makan, belajar, pokoknya 24 jam dihabiskan bersama teman2.
Kemudian ketika sudah ditempat kerja masing2, dibuatlah milis untuk menjaga silaturahim. Awal2nya sangat rame, sibuk nanya kabar sana sini. Kemudian perlahan2 mulai menyepi. Masing2 sibuk dengan kerjaanya (mungkin). Saat ini, milis pun lebih bersifat sharing informasi tentang kebijakan kantor masing2, itupun jika dirasa perlu.
Sampai sy bertemu salah satu teman sy di diklat itu. Setelah basa basi nanya kabar, ada agenda apa sampai dy datang ke kantor sy, ples kabar teman2 yg lain, terciptalah silent moment. Masing2 terdiam. Kami kehabisan bahan untuk cerita. Mw ngemengin apa lagi? Mw nostalgila jaman diklat kayaknya malah jadi garing.
………………
Tik tuk tik tuk, masih saja saling diam. Sy kemudian pura2 sibuk buka hape, pedahal tidak ada sms atau tilpun masuk. Gak lama kemudian dy pun pamit, kembali ke ruangan pertemuannya. Huff…
Selepas dia pergi, sy bertanya2, kenapa jadi begitu sulit membangun percakapan dengan teman sy itu? Toh kami masih berada dalam lingkungan kantor induk yg sama. Mungkin kebijakan kantor, apalagi kerna Dirut baru bisa jadi bahan obrolan kami. Tapi kenapa tidak tercetus ya? Ah sudahlah, sy pun kembali melangkah ke ruangan.
========================================
Hal yg sama sekali berbeda sy rasakan waktu kemaren kopdar dengan salah satu blogger Surabaya, named Laila. Kita janjian ketemuan di Royal Plaza.
Laila, yg kebetulan juga sering berinteraksi lewat situs mikroblogging orangnya memang heboh bet. Dari pertama kali saling mengidentifikasi wajah, kita langsung yakin kalo itulah orangnya, dan kompak langsung ketawa bareng setelah cipika cipiki. See? Topiknya saja belom ada, kita sudah langsung ketawa ketiwi saja.
Trus sempat window shoping, sambil nunggu antrian tempat makan. Makelum, hari Ahad, jadi pengunjung mall melimpah ruah.
And see, dari sejak pertama kali ketemu sampe menjelang pulang kita hebohnya minta ampun. Kayak teman lama yg sudah lama gak ketemu. Padahal liat wujudnya baru saat itu.
Padahal juga, kami cuman berdua, tapi ngakak2nya kek orang sekampong. Cerita2, makan2, gosip2. Ufh.. sayangnya ga ada acara futu2, kami kan ga narsis2 amat *pedahal mang ndak ada yg punya kamera* π
Nah, apa yg aneh dari dua pertemuan diatas? Sy koq mikir kek gini. Laila dan teman diklat sy itu sama2 onliner. Sering sy liat lampu YM mereka nyala. Dua2nya juga ada di frenlist FB sayah. Tapi kenapa rasanya lebih dekat dengan Laila? Padahal juga, sy belum pernah berada dalam satu gedung selama 3 bulan, merasakan penderitaan yg sama dengan Laila.
Blog.
Sepertinya ini yg membuatnya beda. Ada interaksi yg lain ketika kita saling berkomunikasi lewat blog, dan tidak sekedar ngubrul biasa atau saling komen status di FB. Sebenarnya aneh juga ya, hanya dengan saling berbalas komen, kita rasanya sudah saling mengenal dengan para blogger yg komen di tulisan kita. Atau kita komen di tulisan mereka. Aih…
Atau mungkin juga karena interaksi yg intens di situs mikroblogging itu, membuat kami tidak kehabisan bahan obrolan. Adaaa saja yg dibicarakan. Dengan teman diklat itu kan paling kita ngubrul jika ada hal2 baru yg terjadi seputar teman2 seangkatan, itu pun sangat jarang.
Sy kemudian beranggapan bahwa seberapa dekat pun kita sebelumnya dengan sahabat kita, namun ketika jarak membuat kita tidak saling bertemu, dan komunikasi pun terhenti, saat bertemu lagi kita menjadi kagok mencari bahan pembicaraan. Just my thought. Atau mungkin cuman sy yg merasakan ini?
Sy tidak bisa menjelaskan lebih banyak lagi tentang alasan kenapa reaksi sy begitu beda untuk 2 jenis pertemuan itu. Teman2 ada yg bisa menambahkan?
Makasih makasih buat Laila yg sudah bersedia ketemuan dengan saya. Kapan2 jalan lagi yaww… π
Pertamax ah..
Memang beda… ^_^
beda ramuan beda reaksi, beda teman pasti beda hati… haiyoh…
mana fotonya ka?
mungkin saya bisa sedikit saya comment,, kalau dengan teman lama yang sebelumnya kita akrab n enak aja mw ngobrol seperti apa, tp saat uda berpisah lama terus tiba2 spechless saat ketemu, mgkn diantara kita dan teman kita menaruh ekspektasi yang berlebih terhadap suatu pertemuan atau perjumpaan yang sudah lama tidak terjadi, tp saat ekspektasi itu tidak bisa terpenuhi, maka kita akan salah tingkah n tak tahu harus ngomong apa lagi,, ekspektasi itu bisa berupa harapan untuk mengulang kisah lampau, dll,, tapi kita tak sadar bahwa every body is changing,, seperti halnya kita. kalau dengan teman yang baru kita kenal atau sudah sering berbalas comment, semua akan mengalir saja karena sebelumnya tak ada cerita yang melatarbelakangi pertemuan itu kecuali di situs microblogging dll,, hmm,, semua itu wajar saja,,
262 (minus 1) lebih tepatnya… π
3 bulan waktu yang lama, interaksi kuat hanya selama 3 bulan itu saja. Sedangkan dengan media online entah apapun yang digunakan, mikro blogging atau blog interaksi bisa kapan aja, bahkan bisa tiap hari. di tambah dengan tidak bertemu secara fisik memungkinkan untuk merasakan kangen yang akhirnya pada saat bertemu menjadi terlampiaskan.
ah…kl saya mo ketemu siapa aja, jug kagok mo ngomong apa… saya ini kan pemalu (dobel_blush)
“Sy kemudian beranggapan bahwa seberapa dekat pun kita sebelumnya dengan sahabat kita, namun ketika jarak membuat kita tidak saling bertemu, dan komunikasi pun terhenti, saat bertemu lagi kita menjadi kagok mencari bahan pembicaraan. Just my thought. Atau mungkin cuman sy yg merasakan ini?”
Bukan cuma illa, bahkan Mbak pun merasakannya. kalao OL ama temen dan sahabat nyata, sering kehilangan ide untuk bercerita. Sumpe! Padahal, kalo ama illa bisa pentung2an. π
Padahal, ama illa baru kenal beberapa hari khan…??? kalo di mayanya gebleg, biasanya nyata lebih gebleg *ini yang gebleg Mbak, bukan illa* wekekeke…
Salam kenal…
Blogwallking mbak.. Tulisannya bagus..
Rumah idamannya juga cantik π
Stay di surabaya ya sekarang /
Saya dulu lamaaaaaa di sana..
Kota penuh kenangan, suka n duka, pahit manis…buat saya
Mampir2 balik ya..
kebetulan k’..
gr2 blog juga saia dapat teman bae… ^^
Klo menurut saya itu maslah karakter seseorang, la. Sgt kuat yg mnyebabkn perbedaan itu adlh karakter. Sy pernah pny tetangga, dulu wkt msh SMA, krn tetangga otomatis kita sering berangkat dn pulang bareng, tapii.. selama itu pula, kita amat jarang bs bercerita heboh, ceria, saling nyambung, dst faktor bs jadi dr dia yg agak pendiam, agak kaku, tapi bs jg dr saya. Pdhl sy orngnya suka keceriaan, tryt tak mampu mencairkan suasana π Beda suasana saat sy brtemu teman sy yg lain, dia orangnya selalu ada bahan cerita, apa saja d tanyakan dn melebar mnjadi pmbicaraan yg menyenangkan, nyambung terus kyk XL π Coba brtny pd diri karakter kita enjoy dg sapa aja atau dg org tertentu? ^^ *just share, klo saya tiba2 akrab dg seseorg d dunia maya, melalui milis dn fb.. hhe beda ya sm iLLa?
nah.. loh saya aja bingung mau komen apa, soalnya mungkin yang menentukan perasaan kita. π
romantika kehidupan
awal kopdaran sama temen2 blog emang agak kikuk tapi gak berapa lama juga langsung menggila…kopdaran sama aku yuuukksss π
Maaf baru sempat ngeblog lagi, biasa abis di beri kesempatan istirahat oleh Sang Khalik π
Jadi lagi seneng kopdaran juga nih π
ini dan itu berbeda rasa…..coba rasakan yang ini :
http://thomasandrianto.wordpress.com/2010/05/13/band-cadas-lagunya-ada-yang-kenceng-ada-juga-yang-slow-semua-enak-didengar/
salam
menyenangkan punya temen spt kamu dan laila.. i hope someday,,, i;ll find friend like u 2.. π
Kopdar sambil minum kopi pasti groginya pudar…
katanya sih kalau kita betul-betul menganggap seorang sebagai sahabat…ketika ketemu dan kita gak ngobrol apa-apa tapi kita justru merasa sudah ngobrol berjuta kata.
JAdi kalau kita ketemu orang dan kemudian kita merasa terganggu dengan diamnya kita berdua…ya itu berarti…
semua orang kan tercipta beda..hehe
apa mungkin faktor kecocokan dan chemistry yang berbeda pada dua teman ini…? beda latar belakang bisa lebih menguatkan dibanding dua orang dari jalur yang sama
Saya juga sering merasa takut saat kopdar, “duh, nanti ngbrol apa ya. Basi ngga ya, garing kali nanti”. Tapi pas ketemu rasanya seperti ketemu temen lama. Banyak hal yg saya ketahui ttg mereka melalui tulisan2 di blog. Jadi nyambung aja pas ngbrol. Kalo sama teman yg lama nga ketemu dan ngga tau update terbaru ttg hidupnya jadi rada pusing juga musti buka pembicaraan dari mana π
Teman nyata, teman blog bahkan sepupu sendiri tetap saja membuat saya tidak mampu bercerita banyak. Walaupun saya tau banyak tentang mereka.
Sampe kadang-kadang dibilangi “TV Rusak” ada gambar tidak ada suara.
π
wew, ada kopdar di Royal Plaza nih? kok nggak kasih kabar, non?
gimana Surabaya ?
Panas kha.