Dakwah melalui Film.
Sejak kehadiran film Ayat Ayat Cinta, para penggiat film religius tampaknya sudah lebih berani menunjukkan tajinya. Diluar segala kontroversi yg menyertainya, patut diakui bahwa film ini menjadi pioneer atas mulainya film2 bergenre religius mendapat tempat di hati para penonton.
Kali ini disusul dengan film berjudul Di Bawah Langit yang mulai tayang sejak 18 Maret 2010. Hadir dengan kisah yg mengangkat kehidupan para nelayan di pesisir pantai, film besutan Opick ini hadir meramaikan warna warni perfilman tanah air.
Adalah Kyai Ahmad, sosok yang disegani di lingkungan masyarakat tersebut. Beliau memiliki seorang anak perempuan bernama Maisaroh (Inneke Koesherawati) dan 2 orang santri yg sudah diperlakukan seperti anak sendiri, yaitu Zaelani (Agus Kuncoro) dan Gelung (diperankan sendiri oleh Opick). Selain itu juga ada 7 orang anak yatim yg menjadi asuhan beliau.
Cerita kemudian bergulir seputar kehidupan masyarakat pesisir, cinta segitiga antara putri pak Kyai dan 2 orang santrinya, beserta dinamika kehidupan 7 anak yatim asuhan beliau plus kenakalan kenakalannya.
Ada beberapa pelajaran moral yg sempat saya catat, yg saya rasa bisa menjadi alasan kenapa film ini layak nonton :
- Film ini mengajarkan kita bahwa betapa kefakiran itu sangat dekat dengan kekufuran. Kerasnya kehidupan para nelayan, himpitan ekonomi yg mendera membuat masyarakat yg dikisahkan di film ini sangat mudah untuk percaya akan hal-hal mistis -yang mereka percaya akan mempermudah rejeki mereka- yg berpotensi membawa pada kemusyrikan. Dan itulah yg secara tegas disampaikan dalam film ini, bahwa apapun keadaannya, tetap Allah yg sepatutnya menjadi tempat sandaran manusia, dan bukan makhluk-Nya.
- Menyaksikan kehidupan 7 orang anak yatim asuhan pak Kyai itu, membawa saya pada satu pemahaman bahwa anak-anak adalah makhluk yang suci. Ia hadir dengan segala kepolosan dan keriangannya. Dibalik sikap dan tingkah lakunya yang kadang kita anggap nakal, bisa jadi sesungguhnya ia menyimpan sebuah niat mulia yg tulus, dan sikapnya yg tidak biasa adalah suatu akibat dari ketidaktahuannya. Maka tugas para orang tua lah untuk mendidik dan mengajarkan hal-hal yg baik pada anak2.
*ddoh serasa jadi tua bet pas nulis ini* - Pemandangan berupa senja di pantai yg indah dan instrumen yg mengiringi, membuat beberapa scene di film ini menjadi terasa begitu syahdu. [just my thought]
- Kisah cinta segitiga Gelung-Maisaroh-Zaelani dikemas dengan sopan, tanpa perlu banyak mengumbar kata2, ehm..
Kerikil2 yg sedikit tersebar di film ini seperti akting Opick yg belum mampu mengimbangi kepiawaian Agus Kuncoro dan Inneke Koesherawati, dialek behasa Jawa yg mendominasi dialog, dan penyelesaian konflik yg βmenurut saya- belum tuntas, saya kira masih dalam tahap dimaklumi, mengingat ini adalah proyek film pertama bagi Opick. Sutradara, produser, sekaligus penata musik dari film ini.
Namun, apapun itu, sebuah apresiasi patut diberikan kepada siapapun yg terlibat dalam film ini, atas usahanya untuk turut mewarnai dunia film dengan nilai nilai positif dan bermanfaat.
Maju terus perfilman Islami, mari berfastabiqul khairat melalui lahan dakwah masing-masing.
Pertamax…
uwah..uwah..uwaah..pengen nonton itu..tapi ndak sempat…(tears)
yang kayak gini nih yang perlu didukung, bagus dan mendidik walaupun saya belum nonton π
Ada cerita cinta segitiganya… tp kayak kurang pas dengan cast (pemeran utamanya) yg umur ketiganya sudah dianggap tidak mewakili cerita cinta segitiga…..
But anyway film ini bisa jadi alternatif diantara film Indonesia skrg yg didominasi oleh film yg ceritanya dominan tentang sex…..
good! semoga aja film islami bisa lbh semarak lg bwt ngimbangi film2 horor tabu di indonesia^^
blom nonton pelem nya hiks
dibandingkan suster keramas, suster ngesot dsb…. kerenan mana dibandingkan dengan ‘di bawah langit’ ? (evil_grin)
kalau memang actingnya masih mengganjal begitu kenapa opick memaksakan untuk jadi pemain juga yah? Padahal mungkin lebih maksimal kalau ia hanya berperan sebagai produsernya,
sepertinya menjanjikan…
meski sedikit terganjal ragu sama proyek prestisius Opick ini
jadi Sutradara
Penata gerak
Penata Musik
Penulis Skenario
Artis
weleh…
wahhhh belum nonton saya (doh)
poin 1. waduh saia juga fakir benwit neeh, berarti saia mendekati kekufuran BW neeh (lol) 2. sy juga hadir di blog ini dengan kepolosan dan keriangan neeh (dance) 3. pemandangan ttg alam pasti akan lebih memberikan nilai plus dari sebuah pilem π 4. selalu ada saja roman picisannya, segitiga lagi (doh) menurut saia ini malah akan sedikit mengurangi nilai da’wah yang walopun cinta2nya itu masih dalam tahap kewajaran *heu heu heu*
@cipu: yaaaaa kerenan filem *tendangan si buntung ato si botak berambut panjang* (rofl) *kaburrrrr*
belum nonton, tapi harus bisa nonton soalnya jarang ada film bermutu kayak gini kebanyakan film hantu erotis melulu ya
Mmmmhhhhhh…Harus di tonton dulu neh. Di Bandung blom rame, kalah sama alice in wonderland π
nunggu nongol di Purwokerto…. entah kapan….
Nah, lebih bagus diperbanyak filem2 islami kayak gini. Daripada sekarang lagi marak- maraknya filem berdalih mistis, tapi isinya 80% parno. Kacau dah
Reviewnya keren bet … (rock)
iLLa, minta izin repost ini ya. Makasih sebelumnya π
film penyejuk iman yang kayak gini nih yang mesti banyak tayang dan wara-wiri di facebook,, jangan film horor molo yang tayang.. hikikiki…
reviewnya mantaP….
jadi pengen nonton euY..
haha
memang lebih enak dengerin dakwah dalam bentuk film, lebih menghibur dan gampang nerimane…… hidup film ndonesia yg bermutu
lagi males liat film bioskop neh..
wkwkwk…pengen liat film laga di tv aja
kenapa di malaysia tak di tayangkan filem dibawah langit…kami teringin menonton lakonan inneke dilayar lebar…..
Bagus, jangan terlalu dibanyakin film horor dengan bumbu sexualitas. semoga perfilman kita semakin berkembang dan lebih baik lagi khususnya dalam syiar agama. Salam kenal.
jujur… aku belum nonton filem itu… xixixi
dakwah yg efektif trus menghibur juga, bikin ga bosen…
semoga makin banyak film2 kayak gini, buat ngimbangi film2 `horor` yg banyak menjamur ga jelas judulnya… *belum nonton uyyy*
aduh sayang saya belum sempat nonton π
Salut buat Opick yang punya ide untuk buat film ini. Semoga dakwahnya sampe ke masyarakat dengan baik.
wah, kalo yang satu ini belum sempet lihat nich filmnya.
hohoho… sayah udah nonton… hm… senengnya karena happy ending π
well, walau bukan genre pilm sayah π
[…] tulisan :Β http://illawise.com AKPC_IDS += "17,";Popularity: unranked […]
[…] Sumber tulisan :Β http://illawise.com […]