Pagi ini saya ditanya sesuatu yg menohok oleh teman seruangan saya di kantor
”mbak, kampusnya tawuran lagi ya?”
”ow yah? Liat berita dimana pak?”
”coba buka detik dot kom”
*sambil buka situs itu* ”…ow iya yah…” *malu* [beritanya silakan diliat disini]
Entah apa memang itu penyebab tawuran itu atau gimana. Yang jelas, itulah imej yg tertempel pada mahasiswa Makasar. Hobbi tawuran. Ddoh,, sampai kapan siy teman2 mahasiswa itu mau bertindak seperti itu. Malu tauk. Memang tidak berasa sekarang. Tapi nanti, kalo sudah selesai, dan berniat cari kerja.
Dan kenyataannya memang ada beberapa lulusan Sarjana dari Makasar yg khawatir dengan seringnya kasus kerusuhan mahasiswa Makasar diangkat di media. Wajarlah, menurut saya. Menyamaratakan penilaian kepada seluruh lulusan Universitas –yang katanya hobi berkelahi- hanya karena tindakan dari beberapa oknum, tentulah tidak tepat. Tapi kita tidak bisa menyalahkan mereka –para pemilik perusahaan itu- juga, kan? Toh, mereka berpikir untuk menjaga dan melindungi perusahaan mereka dari orang2 yang hanya akan sibuk protes sana sini, tanpa memperhatikan kinerjanya di perusahaan tersebut (just my opinion)
Kepada teman2 dan adik2, mohon untuk bertindak dengan lebih cerdas. Tidak baik untuk menodai status mahasiswa dengan tindakan brutal dan kekanakan seperti itu. Cmon, banyak hal dan perkara di negeri ini yang menanti pikiran cerdasmu untuk mencari solusinya, membutuhkan kobaran jiwa mudamu untuk menyemangati mereka, dan merindukan lembut akalmu untuk menyentuh nurani mereka. Ayolah kawan, grow up…
=menyikapi perang antar fakultas yg terjadi siang tadi di kampus Unhas=
*****************************************************
Di hari yang sama, saya juga menerima kabar bahwa ada teman sekantor saya yg Ayahnya baru saja meninggal. Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rajiuun. Selalu, berita tentang kematian menjadi begitu menyentak buat saya. Seolah tersadar, bahwa apapun, kehidupan di dunia adalah fana adanya. Sesuatu yg sebenarnya sudah sejak lama diketahui, namun seringkali terlupakan.
Dan siangnya, sehabis melayat ke rumah teman itu, di sebuah mikroblog ada teman yg men-share video tentang seseorang yg meninggal ketika sujud sehabis menunaikan shalat. [bagi yg mau liad videonya silakan dunlot disini]
Subhanallah. Semoga ia khusnul khatimah. Betapapun seringnya kita terlupa dan menjadi alpa, hingga sering dengan mudahnya berbuat dosa, meninggal dalam keadaan khusnul khatimah saya rasa tetap menjadi impian dari setiap kita. Amiin…
Dan barusan, ketika tilawah sehabis shalat maghrib, entah bagaimana tiba2 saya terbawa ke Surah Al-Anbiyaa ayat 35.
”Kullu nafsin dzaaiqatul maut”
Setiap yg bernyawa akan merasakan kematian
Sama sekali saya tidak merencanakan ini, saya hanya melanjutkan bacaan sebelumnya.
Lagi2 saya percaya, tidak ada sebuah kebetulan di dunia ini. Setelah semua yg telah terjadi, sama sekali tidak teragukan lagi bahwa tangan-Nyalah yg bekerja untuk semua ini.
Kabar wafatnya Ayah teman saya, video CCTV itu, dan sampainya saya di surah yg membahas tentang hal yg serupa, kematian. Sebuah rangkaian kejadian yang saya percaya, salah satu cara-Nya untuk mengingatkan diri ini, bahwa kematian adalah sebuah keniscayaan. Sesuatu yg cepat atau lambat akan menghampiri. Dan semoga kita tetap mempersiapkan diri untuk kedatangannya.
***********************************************
Dari dua cerita di atas, apa sebenarnya yang ingin saya katakan adalah, tawazun atau keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat haruslah tetap dijaga.
Pada cerita pertama, jelas tergambar kekhawatiran saya akan peluang kerja bagi lulusan kampus yg sering terlibat tawuran. Cenderung menakutkan hal2 yg belum terjadi.
Dan kemudian diingatkan dengan serangkaian kisah di cerita kedua. Bahwa setinggi apapun kita mengejar kehidupan dunia, takkan boleh terlupa untuk mengingat satu hal yg menjadi pemutus semua kehidupan.
Maka benarlah ucapan salah satu khulafaur rasyidin, Ali bin Abi Thalib
kejarlah duniamu seolah engkau akan hidup selamanya.. dan kejarlah akhiratmu seolah engkau akan mati esok..
Tawazun. Begitulah semestinya.
Huff… Jika kita mencermati, sesungguhnya selalu ada pesan yg disiratkan oleh-Nya dalam semua fragmen2 hidup yg dihadirkan. Semoga kita tetap dimampukan untuk menangkap semua pesan2 tersirat itu.
*catatan semalam, baru diposting hari ini 😀
tulisan yang *berenergi* (ninja)
Saya juga nda abis fikir sama mahasiswa (gak cuman dari Makassar ya) yang masih hobi tawuran.. Malu sama jas almamater!
Terima kasih tausiyahnya, Ibu Ustadz ^o^
Yaps! semua yang bernyawa akan merasakan kematian,
tinggal kita memilih, apakah akan senantiasa menyiapkan diri setiap saat atau berpura-pura tidak menyadarinya
saya juga miris sekali liat tawuran anak2 makassar, malu geto
ya..setiap manusia bijak akan selalu mempersipakan kematiannya
Wah kalo tawuran sih nggak banget ya, ga ada sesuatu yang diperjuangkan hanya menuruti emosi sesaat aja mbok ya malu sama teman-teman mahasiswa yang rela berkorban dan berteriak lantang memperjuangkan ketidakadilan.
Pernah saya sampai menangis tersedu-sedu lihat bagaimana seorang aktivis BEM yang sedang berdemo menuntut ketidakadilan kepada kampusnya tapi justru berakhir tragis, sang rektor malah mengirimkan preman2 untuk menculik dan membunuh aktivis tersebut. Ya Allah semoga kawan tersebut masuk kategori khusnul khotimah. Amien..
hmm,kalo masalah tawuran,saya juga tidak setuju k,tapi miris juga mendengar cerita akar permasalahan tawuran kali ini. Saya sbg perempuan ga rela saudariku dilecehkan begitu,walaupun mestinya ada cara yg lebih bijak..teman2 memang masih agak primitif dan gampang terbakar emosi..khawatir jg dampaknya bg kami yg berstatus job seeker,tapi bukankah hidup,mati,jodoh,rejeki semuanya di tangan Allah?
Tulisan yang mencerahkan kesadaran tentang titik akhir manusia, yakni kematian. Sangat inspiratif sis (worship)
gak enak kalau ajal menjemput saat tawuran dengan alasan tidak jelas
What? Tawuran lagihhhhh (doh) , malu masuk kantor nih besok 🙁
Again … again and again…… and it never stops….
hobi kok tawuran. emang enak yah tawuran? kayanya ndak enak deh.
Ada award lagi untuk iLLa di blog ku…. diterus kan yah
hari ini tawuran besok musuhan lusa berantem….
capeeekkk…deh.. !!!!
selama di dunia kita harus punya tabungan yang cukup untuk bekal kita menimbang amal ibadah di akhirat, kalo mati saat tawuran sayang banget ya
apakah…
mereka2 yang pada tawuran itu dalam kondisi laparrrr????
karena kalo dakuh kalo lagi luaapaarrr, pengennya marah2 ajah
tawuran mulu mang ga ada kerjaan laen yah…….. bikin ga nyaman. jangan tawuran mending tanding main PS aja lebih seru
Iyah mbak…
kenapa yah berita mengenai tawuran antar mahasiswa yang sering disorot oleh berita ditelevisi, selalu berasal dari Makassar. Bukan bermaksud di luar itu tidak ada tawuran, namun di makassar munngkin bisa dibilang cukup sering terjadi. Apalagi tawuran yang terjadi antar sesama Mahasiswa, hanya beda jurusan yang dipicu hal sepele.
Wah klo seperti ini bisa merusak citra kampus2 yang ada di sana donk yah,,
makasih buat sharingnya….makasih sudah mengingatkan… 🙂
klo udah mahasiswwa itu harusnya dah bisa berpikir lebih dewasa dari pda seorang siswa….
jgn malu2in almameterlah.. yg ga ikut jd kena imbasnya juag..
salam kenal y…
mahasiswa, masa2 puncaknya sekaligus masa2 terakhir idealisme manusia. hehehe.
ak dulu juga meledak2 gitu, walopun ga sampe tawuran.
smg generasi bangsa kita semakin cerdas ya La 🙂
apa yang paling dekat dengan kita?
ternyata kematian yah, padahal belum punya bekal apa2, hummm.
btw ak uda liat video itu di fesbuk iLLa, pas pagi2, subuh kejar2an sama matahari.
semakin merasa ‘belon apa2’.
turut berduka cita buat ayah temenmu ya La *hug*
“Sesungguhnya selalu ada pesan yg disiratkan oleh-Nya dalam semua fragmen2 hidup” Terima kasih banyak telah menyuratkan disini karena yakin dan percaya, postingan ini pun senantiasa mengingatkan saya pribadi dan rekan2 yang lainya.
Turut prihatin atas semua yang terjadi, Bagi rekan2 yang masih muda (mahasiswa) dimana saja, mulai skrg semoga bisa lebih bijak dalam berpikir dan bertindak, amin.
Kelebihan energi ya sampai-sampai bikin olahraga baru bernama ‘tawuran’?
Ck…ck…ck…
Mereka tidak ingat susah payah orangtua membiayai kuliah. Kalau mereka lulus, pasti jadi MT (Master Tawuran).
Salam ww.
Prihatin… Tawuran mmg tak pernah lepas dari ‘campur tangan’ egoisme.
oh mahasiswa….
kadang2 beradu otot dg aparat untuk nurani rakyat
kadang2 beradu otot dg sesama untuk gengsi
memang dua sisi kemanusiaan yang selalu ada dalam diri manusia
mahasiswa….
kadang2 beradu otot dg aparat untuk nurani rakyat
kadang2 beradu otot dg sesama untuk gengsi
memang dua sisi kemanusiaan yang selalu ada dalam diri manusia……
semakin tidak mencerminkan sosok yang berpendidikan tinggi yah… segala sesuatu di selesaikan hanya dengan kekerasan… memang bener saat kita lulus nanti kita membawa almamater kampus kita.
Innalillahi wainna ilaihi raji’uun
Sesungguhnya semuanya milik Allah, dan kepada Allah-lah kembalinya nanti
@cici : miskin komen ah 😛
@dhodie : ho oh, hari gini masi tawuran. bu uztad? itu kan gelar wat yg komen pertama ituh 😀
@andri : semoga kita selalu menyiapkan diri untuk menghadapinya
@maya : dan mari mempersiapkannya dengan sebaik2nya 🙂
@intan : wahh, kita merindu orang2 seperti itu sis, yg tulus berjuang untuk bangsanya
dan dengan cara yg baik pula
@ismi : apapun masalahnya, mestinya bisa berpikir lebih cerdas. mereka itu mahasiswa
dan label itu akan terus melekat dan menyertai apapun yg kita lakukan
@Iman : makasih makasih kang 🙂
@Pradna : wew, mudah2an kita smua khusnul khatimah
@puang cipu : hehe, jawab saja seadanya kak
@hersu : ga enak lah bang, kena lemparan sana sini, sakit euy
@puang Cipu : iye, insya Allah segera diposting, walo telat, huhu
@wawansri : hehe, begitulah mahasiswa jaman sekarang. *ddih kek mahasiswa jaman kapan aja si sayah ini 😛
@mamah aline : iyah, keknya ga enak aja gitu akhirnya hidup kita kalo mati saat tawuran
naudzubillah deh…
@quinie : hahahaha, kalo soal lapar ato gimana2nya ga tau tuh, sayah jg lagi ga disana waktu mereka demo
@richo : hihi, mending kuliah kalee biar cepat selese, trus nyari kerja 😀
@phonank : betul banged tuh phonank, pedahal kan ga semuanya suka tawuran, ada jg yg suka ngeblog, heheu.. *nunjuk diri sendiri* 😛
@felicity : you’re welcome. saling mengingatkan kan memang tugas kita kan? 😉
@lifestyle : salam kenal juga. seandainya saja semua orang berpikiran seperti itu yak
@oche : hehe, dimaklumi emang kalo mahasiswa cenderung meledak2, emang masanya sih, tp kan bisa disalurkan dengan lebih cerdas 🙂
@kips : saling mengingatkan. itu intinya ya kang 🙂
@Indra : ini orang yg sama ya dgn yg diatas? blognya banyak :D. Amiin semoga para mahasiswa yg `brutal` segera tersadarkan
@Agus : kelebihan energi? haha.. ga tau deh, yg pasti nyusahin buwanyak orang
@palas : iyah, sepakat beut tuh
@ciwir : mungkin baiknya beradu otak saja, lebih intelek 🙂
@agung : itu pasti, kita akan selalu dikaitkan sama apapun yg berhubungan dengan kampus kita. makanya ga boleh malu2in 😀
@taftazani : Amiin, semoga kita smua khusnul khatimah 🙂
saran yang bijak sister…