Saya mw ceritaโฆ
Ini tentang senior saya, yg juga teman sekantor *tapi beda Divisi*. Perempuan.
Waktu saya baru datang ke Surabaya wat menjalani OJT, dy yg banyak menjelaskan gimana2nya. Tentang alamat kantor, musti ketemu siapa, bahkan sampe rekomendasi kos2an jg dari dy. Pokoknya banyak membantu lah. Kebetulan sejak di kampus memang kami sudah kenal, dan sama2 jadi Asisten di Lab yg sama. Jadi memang sudah lumayan akrab. Sekian perkenalan mengenai bentuk hubungan kami ๐
Fyi, dy sudah menikah, dan suaminya bekerja di Jakarta. Long distance getu deh. Katanya kalo wiken, suaminya datang ke Surabaya, atw gantian dy yg ke Jakarta. Sampai beberapa waktu yg lalu akhirnya saya dapat kabar kalo dy hamil. Alhamdulillah… waktu itu sy turut senang mendengarnya. Tapi ternyata disinilah sumber dari sebuah cerita selanjutnya yg ingin saya ceritakan. *ribet yak saya ini*
Kehamilannya bermasalah, air ketubannya pecah ketika usia kehamilannya masih berumur 4,5 bulan. Sama dokternya kemudian disuruh istirahat total. Bed rest. Kemudian dengan alasan tidak ada keluarga di Surabaya, dy pulang ke Makasar (untuk ini entah dy ambil cuti atau hanya ijin biasa ke atasannya). Perkiraan awal, sekitar 2-3 pekan bisa membaik. Tapi ternyata tidak. Dy harus berulang kali masuk Rumah Sakit, bahkan sampai opname. Konsekuensinya apa? Dy tidak masuk kantor selama berbulan-bulan.
Beberapa waktu yg lalu, beredar kabar di milis Lab bahwa beliau sudah melahirkan seorang bayi perempuan. Alhamdulillah,, akhirnya. Menurut beliau, katanya harus dicaesar, karena tidak memungkinkan untuk melahirkan secara normal dengan kondisi ibunya yg seperti itu.
Cerita tentang beliau saya pikir sudah selesai sampai disitu. Sampai kemudian ada teman saya yg di bagian SDM nanya
โLa, tau mbak **** kan? (hmm.. ga usah sebut nama yak). Dy katanya mw keluar lohโ
โKeluar? Dari mana?โ
โya dari PLN. Kalo ga keluar mungkin akan diberhentikanโ
[kaget] โloh, kenapa? Dy kan cuti melahirkanโ
โIya, tapi masalahnya dy sudah tidak pernah masuk kantor sebelum dy ambil cuti itu. Katanya dy jg udah ga enak, kelamaan ga masuk kantor. Jadi mw sekalian berhenti aja. Tapi masih simpang siur sih.โ
โoh… gituโ
Kabar ini kemudian diperjelas oleh salah seorang teman seruangannya yg jg membenarkan kabar itu. Hmm…
r-e-s-i-g-n
Saat ini, segimana pun saia jenuh dengan kondisi rutinitas di sini, seberapa bete pun saia kalo mengerjakan sesuatu yg tidak terlalu saya mengerti, saya belum berani sampai pada keputusan untuk berhenti. [ehm.. pernah sih terlintas, tp karena hal lain, bukan karena kerjaan]
Alasannya?
Pertama, teringat2 perjuangan waktu mendaptar dulu. Tes selama berbulan2, hunting referensi soal2 yg mungkin akan ditanyakan, tanya sana sini tentang teknik wawancara, sampai menjaga pola makan supaya ga jatuh di tes terakhir, kesehatan.
Kedua, saya sudah mengorbankan banyak hal untuk bisa berada di sini. Rela tidak selalu bisa bertemu dengan keluarga, rela melepas peluang melanjutkan kuliah *pedahal sudah bayar uang masuk dan SPP semester pertama :(* dan rela melepaskan seseorang yg tidak bisa menerima keberadaan saya yg bukan di Makasar.
Ketiga? Klasik mungkin. Karena saya butuh di sini. Ada Ibu, dan keluarga di Sinjai yg terus berharap untuk saya tetap bertahan. Dan menjadi berarti bagi mereka, itu mampu mengalahkan setiap pikiran2 untuk resign dari tempat ini.
Ini tentang pilihan, teman. At least, sampai saat ini, saya masih memilih untuk bertahan. Semoga ini pilihan yg tepat, setidaknya untuk saat ini
Pilihan yg dihadirkan dalam hidup kita memang tak selalu mudah. Seperti senior saya itu. Tentunya bukan pilihan yg mudah untuk memutuskan berhenti dari pekerjaan yg Insya Allah menjanjikan penghidupan yg layak bagi dia dan keluarganya. Tentunya tidak gampang melepas sesuatu yg membutuhkan perjuangan untuk meraihnya.
Tapi, bagi seorang Ibu, apa ada yg lebih penting dari merawat dan membesarkan anak? Kehadiran anak, amanah Tuhan yg sangat berharga dalam kehidupan beliau sudah merubah target2 hidupnya. Tidak lagi berorientasi pada karir, materi. Ia hanya ingin selalu ada untuk anak yg sudah dinantinya, yang telah berjuang untuk bertahan hidup dalam rahim setelah ketuban ibunya pecah di saat yg tidak tepat.
Apapun keputusannya nanti, saat ini, saya hanya bisa berharap semoga pilihan itu yg terbaik bagi beliau.
Sahabat, ketika pilihan2 dalam hidup itu hadir, sudahkah kita menentukan pilihan dengan tepat?
begitu juga dulu pikiranku waktu pernah ada niat keluar dr elektro,sudah susah2 ikut pozma,BAE,dan segala pengorbanan..akhirnya tetap lanjut sampai selesai,meskipun makin lama makin merasa salah jurusan..memang keknya kita harus banyak bersyukur untuk setiap nikmatNya..
Apalagi kalo dikasi rejeki kerja di perusahaan kek PLN!Susahnya orang cari kerja hari gini..*curcolmisedeng*
Jangan menyerah yah iLLa, ayo ingat motto kita dulu pas Pozma: Keep on fighting till the end (Queen Mode; ON)
Opto Ergo Sum = Saya memilih maka saya ada.
Sebuah quote yang sering saya pakai ๐
terus berjuang untuk mendapat keputusan yang terbaik dalam hidup
Salam kenal. Nice posting, mengingatkan saya dengan beberapa pilihan bodoh yang membuat saya menyesal berkepanjangan. Tetapi hidup terus berjalan dan pengalaman tersebut membuat saya banyak belajar mengenai berbagai pilihan dalam hidup ini yang harus dipikir baik-baik sebelum memutuskan untuk menjalaninya. Manusia dewasa harus membuat pilihan dan bertanggung jawab dengan pilihannya tersebut bukan?
Hidup itu pilihan.. semuanya akan terjawab ketika kita sudah tua, fragmen-fragmen di mana kita mengambil keputusan akan menjadi benang merah siapa kita saat itu. Jadi kita doakan beliau dapat yang terbaik.
nambah komeng nggak ya… ehm, ntar dulu masih kenyang ๐
seandainya kita bisa hidup didalam pilihan kita yang lain, jadi bisa tau kayak gimana rasanya..hihi..ngayal banget mah kalo ini. Pilihan mang selalu datang, mulai dari hal yang sepele sampai serius kayak gitu, yang jelas kita harus mantap dengan pilihan kita berikut konsekuensinya.
Sepakat dengan mas dhodie, life is just a choice..
kadang pilihannya g ada yg enak, tp tetap harus milih juga >.< mari berharap pilihan yg akhirnya kita ambil adalah yg terbaik buat kita dan semua org (wise mode: ON) ^^
tidak semua keinginan kita bisa kita paksakan untuk di raih, tapi pasti ada hal yang harus kita korbankan untuk naik ke tangga kehidupan yang lebih baik ( tapi aku baru bs ngomong blm bs ngejalanin heheh)
sblm komeng, mo nyentil seseorang dulu, :p
@Dhodie : kalo hidup kita nggak sampe tua gmn? (eyeroll)
Hmm… pilihan2 dlm hidup ya…? Mmg setiap saat kita dihadapkan pada pilihan-pilihan, untuk hal sederhana sj seperti bernafas atau tidak… itu juga pilihan bukan? Namun seringkali, kita begitu merasa takluk… ketika dihadapkan pada pilihan-pilihan sulit yang tak menyisakan sedikitpun ruang pilihan lain. Ketika semua hal yang membuat hidup kita bermakna harus ditinggalkan dan diikhlaskan, ketika akal tak lagi dapat mencernanya, ketika hati t’lah jera merasainya, maka yang ada hanyalah pasrah tawakkal pada kuasaNya. Karena tak ada satu pun yang terjadi di dunia ini tanpa campur tangan Allah, tak ada satu pun. Yakin saja Ukh, jika memang itu pilihan hatimu… pilihlah! ๐
Eits! Maaf kepanjangan… (worship)
Asal tidak mengikutsertakan emosi dalam diskusi dengan batin, pasti deh akan diperoleh keputusan terbaik ๐
Mas Ben
http://bentoelisan.blog.com
saya sih sudah beberapa kali mengalaminya. Dan saya berhenti begitu saya merasa ingin berhenti. Dan sekarang Saya memilih menjalankan semuanya dari rumah.
wow…
sayah mah lebih tertarik dengan kata2
“dan rela melepaskan seseorang yg tidak bisa menerima keberadaan saya yg bukan di Makasar”.
prikitiw swi…swit…siapa tuuhhh…..
oh jadi dulu perjuangan masup PLN susah yah? udah mah masup susah, ternyata kerjanya magabut. sekali dapet kerjaan, bikin kopi ama teh.
*kaboorrr*
suer…waktu komen baru 2 saya dah kesini
tapi waktu itu saya memilih untuk merampungkan Obrolan sore ke 13 dulu
dan ternyata pilihan saya itu membuat komen saya tertunda sampai ke urutan belasan (15 kl ga ada yg ndusel)
apakah saya menyesal dgn pilihan itu?
tidak.
karena saat ada yg mengeklik nama saya, maka Pojok Pradna sudah ter-apdet dan tidak mengecewakan orang yg telah cape2 datang ke Pojok Pradna.
๐
bagaimanapun juga kita hrs memilih dalm hidup ini
jadi teringat dan akan selalu teringat pada quote saia ini:
“kenapa saya baru tersadar setelah beberapa tahun saya bekerja pada tempat yang selalu membuat frustasi tapi sekaligus menyenangkan ini”
#kenapa selalu teringat, ya karena saya masih bekerja disini (disitu) heu heu heu…………. eh quote ini pernah di jadiin tret plurk ngga yah sama saya (thinking)
Maabs baru berkunjung lagi….. Blom bisa komen apah2….Mengejar ketinggalan, ntar balik lagih ๐
yupz hidup itu adalah pilihannn
berkunjung n ditunggu kunjungan baliknya makasih
>>Kalo ga keluar mungkin akan diberhentikan
loh La, ini kebijakan kantor apa keputusan beliau sendiri?
kalo ga kluar diberhentikan, ya apa boleh buat, mgkin beliau mikir gitu
*sok tau ON*
pilihan yg tersulit adalah meninggalkan sesuatu yg kita sukai,
kek iLLa, ketika dikau meninggalkanku duluu, dan ga bertahan di Makasar, tega kau La :(( :((
*ngemengepe eike ini*
kalo ak sih pengennya resign dari pabrik printer trus masuk PLN, hihihi.
sayangnya itu susyah pemirsaaaa :((
Terkadang kita dihadapkan pada dua pilihan yang sama2 sulit.
Kita hanya bisa berharap kepada-Nya semoga dapat dituntun untuk menentukan pilihan yang tepat.
Pilihan dalam hidup ini hanya ada 2 kok mbak Illa, baik-buruk, kanan-kiri, depan-belakang, jalan terus-berhenti. ๐
Aku pernah ngalamin sendiri saat mengambil keputusan naik pangkat dari karyawan menjadi ratu rumah, berrattt… tapi itu pilihan sih, saat itu mengalami PPS post power syndrom tapi bisa diatasi seiring waktu…
semoga teman’ta selalu mendapatkan yg terbaik..baru berkunjung kjesini lagi dan tambah ramai pengunjungny.,..^_^
Pilihan dimana Allah ikut berperan menentukan, InsyaAllah itu yang terbaik, makanya kita dianjurkan istikharah, berharap Allahlah yang menjadi mata hati kita untuk menunjukkan pilihan terbaik untuk kita
absen ….aku hadir yah
halo… salam kenal ya kawan
huaaa ada bales2an komen dimarih :D.
hm… tentang pilihan… hidup adalah tentang memilih.
Baik atau buruknya suatu pilih itu relatif darimana kita ngeliatnya..
blom tentu apa yang menurut kita baik untuk beliau, juga juga baik menurut beliau.
jadi, apapun yang beliau putuskan, saya yakin itu sudah yang terbaik menurut beliau.
ps. tentang amprokan.
gag bawa laptop juga tetep boleh ikutan acara kok. yang penting, jangan lupa bawa kamera.. kita poto2 teruuuuussss… siapin sejuta gaya yaa ๐
eh koq? shoutboxnya hilang?
dulu k’..tujuanku biz lulus mw jadi pegawai PLN..pokox kejar selama kau bisa…tapi sayankx saia g diterima..mw dftar lagi..sayankx lage PLN sdh tdk mw menerima telekomunikasi..*dohh…*
tapi karena itu semua..jadi terbuka mataku..ternyata masih ada yang lebih bae dluar sana…*amin..*
semangat kk…hidup memang pilihan..tapi buat qtha yang sudah berkorban banyak ampe terdampar di kampung orang jangan pernah patah semANgat…
agakarebah?! sala kenal!
memang hidup selalu penuh dengan pilihan, mau *maaf* ngupil aja harus milih dulu, kanan atau kiri dulu, pake telunjuk atau kelingking *nggakpenting*
life is all about choices ๐
sulit buat saya mengomentari cerita tentang perempuan, terutama ibu. mungkin pekerjaan di PLN itu sulit didapat, tapi perjuangan temannya illa melahirkan itu juga sulit sekali ya.. semoga apapun yang dia putuskan merupakan yg terbaik ๐
tentang pilihan, yg jelas kita harus tegas. tidak memilih pun merupakan sebuah pilihan juga loh..
Mantab nih, artikelnya makin dewasa aja.
Dalam sisi-sisi kehidupan bersanding berbagai pilihan, tinggal kita mencermatinya dengan bijak, tidak melupakan unsur kelebihan dan kekurangan dari masing-masing pilihan tersebut.
Alhamdulillah bisa silaturahmi kembali.
Semoga kita selalu didekatkan pada pilihan-pilihan terbaik, Amin (worship)
Salam hangat!
semoga rahmat Allah senantiasa berada pada jalan yg kita tempuh^^
utk itu kita juga perlu istikharah kepadaNya biar mantap pilihannya^^
hidup itu memang harus memilih…,
pilihan hidup untuk blogwalking ampe kesini ๐
wolkingยฒ sampai kesini…
lam kenal mbak….
Hmm.. ya ya.. hidup itu pilihan. tapi yang penting apakah kita dalam memilih berada dalam momen yang pas. nice posting anyway. lam kenal
hidup itu pilihan. kuasailha segala keadaan. nikmati apapun yang ada di depan mata
Maaf nih.. baru come back lagi,, iya waktu itu gak muncul halamannya,, tapi sekarang dah bisa…
mungkin web browser phonanknya kali yah, heheeee
Mbak illa…
phonank juga punya cerita,, ibu nya phonank saat melahirkan anak kedua yaitu adiknya phonank,, lebih memilih untuk merawat dan membesarkan kami.
Beliau keluar dari pekerjaannya.
begitupun saat adik phonank yang ketiga hadir…
Ibu nya phonank lebih memilih membesarkan kami.
Kata beliau, mengikuti perkembangan dan melihat bagaimana seorang anak menjadi besar adalah pengalaman juga cerita yang tidak mungkin bisa digantikan dengan kekayaan apapu. Disitulah kesenangan dan keindahan hidup yang sesungguhnya bagi seorang ibu.
Setelah adik saya yang ketiga kelas 5 SD dan saya pada saat itu duduk di kelas 3 SMA,,
Kami selaku anak dan Ayah juga turut serta memberikan motivasi kepada ibu untuk bekerja kembali. Walaupun bidang pekerjaanya berbeda dari pada saat muda dulu, tapi ternyata semangatnya untuk bekerja masih kuat.
diumur yang ke – 43 tahun ini, beliau sudah berjalan dalam pekerjaannya selama 4 tahun. Itupun semata-mata untuk membantu dan memberikan biaya untuk pendidikan kami.
hmmm…ya gitu deh, buat perempuan atau ibu bekerja, pilihan jadi lebih sulit. antara kebutuhan untuk tetep kerja dan keinginan buat ngerawat sendiri anak2, selalu bikin bingung. been there. eh trus mksd komenku apa ya? gak jelas, hehehe…
@Phonank : subhanallah… salam penuh takzim buat sang Bunda….
waduh uda kerja di PLN langsung ngundurin diri? duh eman banget yaah.
iya, itu mmg pilihan illa…ada yang harus dikorbankan.saya pribadi saat harus memilih, saya pasti akan lebih memilih keluarga, suami dan anakku nanti, meski beratnya perjuangan masuk BTN ini, tp daripada keluargaku hancur..saya mau punya buanyakkkkk waktu buat melihat perkembangan anak2ku dan mengurus suamiku tanpa pusing2 dengan urusan2 kantor…
bersyukur sekalika adamaki disitu k’…
susah org masuk situ..pengenka juga…
tapi untuk kasusnya itu kk’, yakin ada banyak hikmahnya…
sedihku baca ceritanya..
pasti itu bimbang sekali waktu mau memilih,..huff
semangat kanda…
luph u zizt…