Dering sms sejenak menghentikan aktivitasku
”Gimana kabar de? Lama ndak ada kabar dari Surabaya ini…”
Sender:
+62813435XXXXX
Hmm… dari sodara sepupu di Makasar. Aku memutuskan menelpon dy saja, dan sedikit penggalan percakapan yg membuatku ingin menulis…
Sepupu : Pusingka ini de, ndak lulus lagi di Pariwisata. Yang kemarin Keuangan juga namaku tidak ada. Padahal sisa dua ini yg kutunggu
iLLa : Adaji nanti itu. Yang sabar saja kak…
Sepupu : Dehh… gampang memang ngomong kalo adami kerjata’ di’
iLLa : ih, nda gitu. Saya juga pernahji rasakan ksian, nda lulus dimana-mana.
Sepupu : De, ajari dulu doanya e… waktu mendaftar kerjaki (wakz…:p)
iLLa : *sambil ketawa2* Apa yak?? kyknya sama koq dengan doa pencari kerja yg laen…
Sepupu : Yaaa minimal supaya nda terus2an gagal kayak saya….
iLLa : …………………………. *napa musti takut gagal siy??* (doh)
Hhh…. Kegagalan. Sebuah nyanyian kehidupan yang telah berulang menyapaku.
Gagal masuk STAN selama 3 tahun berturut-turut, padahal betapa orang tua sangat mengharapkan itu, menyusul kakakku yg telah lebih dulu di sana.
Gagal mempersembahkan gelar Sarjana Teknik akhir 2006, kembali memupuskan harapan orang tua melihatku mendaftar PNS awal 2007 silam. Gelar itu bahkan baru teraih 9 bulan kemudian, dengan langkah tertatih, dengan sisa-sisa semangat yg ada. Sangaaaat jauh dari target.
Tak terhitung lamaran kerja yg bertumpuk di perusahaan, instansi, ato apalah… menunggu ajal untuk ditimbang dan dijual kiloan.
Namun adakah semua itu perlu ditangisi dan disesali kehadirannya?
Ataukah justru mencari dan menghalalkan segala cara untuk menghindarinya?
Tidak, teman. Tidak perlu. Everything comes for a reason, even though we are not wise enough to face it.
Tuhan memiliki banyak cara untuk mentarbiyah hamba-Nya.
Termasuk dengan hempasan kegagalan yg mungkin menyakitkan.
Yang mungkin akan memburamkan mimpi-mimpi kita.
Yang mungkin akan mengikis optimisme kita dan perlahan membuat jiwa kita menjadi kerdil, karena merasa semuanya memang tidak layak untuk kita.
Tapi percayalah, teman. Selalu ada rencana indah dari Tuhan untuk kita.
Tak perlu mencari tahunya sekarang, karena ia akan datang di waktu yg tepat.
Di saat di mana Tuhan mengirimnya dengan paket keridhoan-Nya
Dan adakah yg lebih indah selain Ridho-Nya di tiap jejak langkah kita?
Seorang filsuf mengatakan Hidup adalah Pilihan. Sangat tepat, karena di sepanjang hidup kita akan selalu dihadapkan pada pilihan- pilihan yg harus diputuskan, cepat atau lambat. Memaknai kegagalan, pun adalah sebuah pilihan, teman.
Dan seperti apa kita memaknainya, kembali lagi pilihan disodorkan, ingin melihatnya sebagai batu loncatan menuju kesuksesan yg lebih besar, atau memandang sinis pada kegagalan itu, atau menilainya sebagai momok yg amat sangat mengerikan?
Pilihannya ada pada Anda…
Selamat memilih..!!!^_^